Latest News

Ratusan Warga Ikut Menyantap Nasi Ambengan di Atas Tampah Saat Buka Luwur Sunan Muria

SEPUTARKUDUS.COM, COLO – Puluhan laki-laki membawa ratusan berjalan menuju aula komplek Makam Sunan Muria. Tampah-tampah tersebut berisi nasi, sayuran dan daging yang akan disantap bersama selepas prosesi Buka Luwur Kanjeng Sunan Muria. Saat doa usai dibacakan, nasi ambengan tersebut dikeremuni warga yang hadir. Setiap tampah dinikmati lima orang. Tanpa menggunakan cendok, mereka melahap bersama nasi yang dilapisi daun jati tesebut, Minggu (16/10/2016).
nasi ambengan prosesi buka luwur sunan muria
Panitia membagikan nasi ambengan saat prosesi Buka Luwur Sunan Muria. Foto-foto: Imam Arwindra 


Satu di antara ratusan warga yang ikut menyantap nasi ambengan, yakni Nur Hudlri (50). Dia juga menjabat ketua panitia kegiatan Buka Luwur dan Haul Raden Umar Sa'id Kanjeng Sunan Muria ke-392 tersebut. Kepada Seputarkudus.com, dia menjelaskan, menyantap nasi ambengan bersama-sama merupakan tradisi yang tetap dijalankan sejak zaman Sunan Muria. 

“Dalam ambengan yang kami buat, ada nasi, sayur dan daging. Untuk sayurnya terdiri dari sembilan macam sayuran,” ungkapnya saat ditemui Seputarkudus.com selepas acara.

Dia juga menjelaskan, sayuran yang dibuat nasi ambengan tersebut tumbuh di pegunungan Muria. Di antaranya, daun ketela dan daun papaya. Selain sayuran, ada pula potongan tempe, tahu, daging kerbau dan kambing sebagai lauk. “Juga ada mi dan suwiran telur,” jelasnya.



Menurutnya, nasi ambengan juga menjadi ciri khas makan ala santri. Dia menuturkan, saat ditaruh di ambengan, nasi akan dimakan bersama-sama. Selain itu cara memakannya juga tidak menggunakan cendok, melainkan langsung menggunakan tangan. “Sekul ambeng sudah menjadi tradisi warga sini (Colo),” tuturnya.

Kepada Seputarkudus.com dia menuturkan, untuk kebutuhan pembuatan nasi yang dibagikan kepada warga, pihaknya memasak nasi empat ton beras. Menurutnya, jumlah tersebut belum keseluruhan, karena belum dilakukan rekap data. Sedangkan untuk lauk daging kerbau, panitia menyembelih 10 ekor kerbau dan 20 ekor kambing. “Untuk jumlah nasinya sekitar 4 ton. Saya kira bisa lebih, karena belum dilakukan rekap keseluruhan,” jelasnya.



Nasi-nasi tersebut dibagikan di beberapa rangkaian kegiatan buka luwur.  Dia mencontohkan, saat tahlil bersama, siswa di Colo yang hadir saat acara diberikan nasi berkat. Setelah itu, seluruh warga di Desa Colo juga diberi nasi yang sama. Nasi itu dibagikan panitia langsung ke rumah-rumah warga. 

“Setelah pengajian juga dibagikan 5.000 nasi untuk para peziarah yang datang. Selanjutnya, berkat yang diberikan saat Buka Luwur. Jumlah undangan ada 600 orang, namun dari panitia menyediakan 900 bungkus,” tambahnya.