Latest News

Tak Betah Jadi Bidan, Resa Pilih Berjualan Bakso Urat King di Jalan Kudus-Jepara dan Membuka Franchise

SEPUTARKUDUS.COM, GARUNG LOR - Di dalam sebuah kedai bakso terlihat seorang wanita berkaus biru tampak sedang sibuk. Tanganya terlihat cekatan memasukan mi bihun, daun kubis, sawi dan sebutir bakso ke dalam mangkuk. Setelah jadi, bakso itu kemudian diantarkan ke pembeli. wanita tersebut bernama Resa Desiana (30). Dia memutuskan untuk berdagang karena merasa tak kerasan menjadi bidan di sebuah rumah sakit.
bakso urat jumbo
Resa saat berjualan bakso urat di warungnya. Foto: Rabu Sipan


Wanita yang akrab disapa Resa tersebut sudi membagi kisahnya kepada seputarkudus.com, tentang keputusannya untuk berjualan bakso. Resa mengatakan pada 2009 dia diterima bekerja di RSUD Pelabuhan Ratu menjadi bidan. Namun wanita yang lulusan Akbid Widya Husada tersebut merasa tak betah, karena selain bekerja menjadi bidan, dia juga harus merawat ketiga anaknya seorang diri.

“Pada waktu itu aku kerepotan, karena selain bekerja aku juga harus merawat ketiga anaku seorang diri. Suamiku kerja dan tinggal di Jakarta. Karena alasan tersebut aku memutuskan keluar dari rumah sakit dan pulang ke Kudus," ujar Resa beberapa waktu yang lalu.

Karena dari keluarga pedagang, Resa diajak kakaknya berjualan daging sapi di Pasar Welahan Jepara, dengan upah Rp 100 ribu sehari. Dia mengaku ikut berjualan kakaknya selama dua tahun. Setelah itu dia berjualan daging sapi dan kerbau di Pasar Bitingan bersama suaminya.

“Saat berdagang daging di Pasar Bitingan itulah aku mengalami dinamika hidup. Karena pada waktu itu aku bisa membangun rumah, membeli mobil, dua sepeda motor dan satu kendaraan roda tiga dari hasil berdagang," ujar Resa menceritakan kisahnya.

Setelah itu, Resa ditipu teman sesama pedagang hingga bangkrut. Cobaan hidupnya belum juga berakhir, karena setelah bangkrut dia bercerai dengan suaminya.

Wanita yang tercatat sebagai warga Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kota, Kudus, itu mengatakan, setelah bercerai dia tetap berjualan daging. Namun dagangannya tidak pernah habis, bahkan tidak laku. Dia berusaha "memutar otak" agar daging yang dia jual tetap habis meskipun tidak laku. Akhirnya dia memutuskan daging yang tidak habis terjual tersebut diolah menjadi bakso urat.


Resa kemudian menikah lagi. Dia bersama suaminya memutuskan membuat kedai bakso urat yang diberi nama Bakso King yang berada di tepi Jalan Kudus – Jepara, tepatnya di Pertigaan Rumah Sakit Islam Kudus.

“Aku bersyukur bakso yang aku jual mulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB tersebut begitu diminati para pembeli. Pada jam operasional tersebut aku bisa menjual sekitar 300 porsi bakso, dengan harga seporsi Rp 15 ribu untuk bakso urat, dan Rp 25 ribu untuk harga bakso urat tetelan, “ungkapnya

Resa mengatakan, selain menjual dia juga mengajak siapa saja yang berniat franchise dengan Bakso King. “Sekarang pun sudah ada warga Jepara yang franchise dengan kami, dengan harga Rp 30 juta. Dia mendapatkan satu gerobak bakso dan display seratus porsi bakso urat, “ ujarnya.