Latest News

Selama 20 Tahun, Perempuan Asal Solo Ini Menyusuri Jalan di Kudus Menjual Jamu Tradisional

SEPUTARKUDUS.COM, RENDENG - Di tepi Jalan Mayor Kusmanto, Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kudus, seorang perempuan menyusuri jalan dengan beberapa botol plastik di gendongannya. Tangan kanannya memegang ember dan tangan kirinya memegang tas anyaman. Perempuan itu bernama Sumiati, warga Solo yang telah 20 tahun berjualan jamu tradisional di Kudus.
jamu tradisional
Sumi menyusuri jalan untuk menjual jamu gedong. Foto: Ahmad Rosyidi


Tak lama, langkahnya terhenti saat dua orang menghampirinya. Dua orang tersebut adalah pelanggan yang sering membeli jamu buatannya. Sumi, begitu dirinya akrab disapa pelanggannya, mengaku menyusuri jalan di Rendeng dan desa sekitarnya setiap hari untuk menjual jamu.

“Biasanya saya berjualan di sekitar sini (Rendeng) saja, karena saya berjualan berjalan kaki. Saat Maghrib saya sudah harus pulang,” ungkapnya kepada Seputarkudus.com, belum lama ini.

Selama ini, Sumi mengaku bersama suaminya tinggal di Kelurahan Mlati Norowito, Kecamatan Kota. Setiap hari suaminya bekerja sebagai tukang sol sepatu keliling. Dia bersama suaminya telah bekerja di Kudus sejak 20 tahun lalu. Mereka punya dua anak, namun tak tinggal bersama karena menetap Solo.

Setiap hari, Sumi berjualan jamu gendong mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Biasa dia berjualan di Desa Rendeng, Desa Bacin, dan Desa Pedawang. Jamu yang dia jual, di antaranya jamu godong kates, jamu paitan, jamu kunir asem, jamu daun sirih, jamu temu lawak, jamu beras uyah, dan jamu beras kencur. 
jamu tradisional
Pelanggan membeli jamu buatan Sumi. Foto: Ahmad Rosyidi


"Semua jenis jamu yang saya jual harganya Rp 1.000 per gelas. Sehari rata-rata terjual 40 gelas hingga 50 gelas," tutur Sumi.

Suwardi (60), satu pelanggan yang sering membeli jamu buatan Sumi, mengaku sering membeli jamu paitan. Dia ingin menghindari diabetes dengan minum jamu tersebut. Meski dirinya sudah tidak muda lagi, Suwardi masih merasa sehat karena sering minum jamu tradisional.

“Saya sering minum jamu, karena saya masih sering minum yang manis-manis, jadi saya memilih jamu paitan. Setelah minum jamu saya merasa lebih enak. Saya rutin minum jamu untuk menjaga kesehatan,” ungkap warga Rendeng, itu.