Latest News

Di Tangan Hilmy, Jenang Kudus Mendunia

SEPUTAR KUDUS - Muhammad Hilmy, Dirut PT Mubarok Food Cipta Delicia
SEPUTAR KUDUS - Sebelumnya mungkin tak ada yang menyangka, jajanan tradisional khas Kudus, Jenang, dapat menembus pasar dunia. Keberhasilan ini tak lepas dari peran besar seorang pengusaha industri jenang, Muhammad Hilmy. Karena keuletan dan kerja kerasnya selama lebih kurang dua dekane terakhir, kini jenang Kudus mulai dikenal di beberapa negara di Asia, bahkan hingga ke Timur Tengah.

Jenang adalah makanan yang terbuat dari tepung beras dan campuran gula Jawa. Makanan ini telah menjadi jajanan khas masyarakat Kudus sejak lama. Di Kudus, banyak masyarakat yang menjalankan usaha pembuatan jenang, baik yang masih tradisional maupun modern. Dan Hilmy, menjadi salah seorang pengusaha dalam industri pembuatan jenang dengan memodernisasi perlatan dan manajemen usahanya. Salah satu merek produk jenang yang telah dikenal khalayak, adalah Jenang 33 dan Jenang Mubarok.

"Sebenarnya, usaha yang saya lakukan ini adalah peninggalan dari orang tua kami. Dan saya, adalah generasi ketiga, setelah ayah dan nenek saya," kata Hilmy, saat ditemui di kantor PT Mubarok Food Cipta Delicia, Jalan Sunan Muria, beberapa waktu lalu.

Hilmy menceritakan, dirinya mulai mengelola usaha keluarganya itu sejak tahun 1992 silam. Namun, sarjana ekonomi di salah satu kampus di Yogyakarta itu, baru melakukan pembenahan manajemen dan alat-alat produksi, setelah enam tahun  berikutnya. Salah satu bagian yang menjadi perhatian dirinya, adalah bagian personalia, yang menjadi kunci utama masuknya seorang karyawan. Hal itu menurutnya menentukan hasil produksi yang akan disuguhkan ke tengah masyarakat.

"Saat awal memegang perusahaan ini, saya tidak lantas secara mudah merubah tatanan manajemen yang ada. Karena, usaha ini dijalankan oleh generasi sebelum saya sejak tahun 1920 silam, dengan manajemen seadanya dan lebih banyak diisi oleh kalangan keluarga dekat. Pada saat itu sebagian besar pengusaha jenang di Kudus, menjalankan usaha secara tradisional," ujar Hilmy.

Setelah melakukan pembenahan manajemen dan alat produksi, baru di tahun 2001, Jenang Mubarok tidak hanya dapat menembus pasar lokal, bahkan dapat menembus pasar internasinal. Saat itu, salah satu maskapai penerbangan ternama, Garuda Air Ways menggunakan produk jenang milik Hilmy sebagai sajian bagi penumpang dari berbagai negara. Bahkan, dalam dua tahun terakhir ini, Jenang Mubarok juga digunakan oleh Saudi Air Land.

Saat ini, menurut Hilmy, Mubarok Food telah mempunyai cabang penjualan di sejumlah negara di Asia. Di antaranya, Uni Emirat Arab, Sudi Arabia, Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Dan pasar potensial yang menjadi unggulan penjualan Jenang Mubarok di luar negeri adalah Hongkong.

Berawal dari Mimpi

Bagi Hilmy, keberhasilan yang ia raih berawal dari sebuah mimpi besarnya untuk membesarkan usaha warisan keluarganya itu. Pada saat awal dipilih untuk mewarisi usaha, dirinya memiliki mimpi untuk mengenalkan jenang ke seluruh dunia. Awal mimpi itu, ia lakukan dengan pembenahan manajemen, penambahan dan modernisasi alat, serta perluasan pasar.

Selain itu, pembenahan juga dilakukan pada tampilan produk jenang yang dibuat. Kesan jajanan tradisional yang melekat erat pada jenang, dirubah menjadi makanan yang elegan. Kemasan yang ada, terbuat dari berbagai macam bahan dan desain. Ada kemasan dengan kertas dan plastik yang elegan, serta desain produk yang tampak seperti makanan berkelas.

"Setiap tahun kami telah membuat rencana inovasi produk. Termasuk kemasan yang membungkus produk jenang kami. Selain itu, inovasi juga kami lakukan pada jenis makanan yang kami buat, termasuk inovasi terakhir yang kami lakukan dengan mengkombinasikan jenang dengan cokelat dan kurma," ujar Hilmy.

Prestasi yang berbuah penghargaan diraih Hilmy bersama Mubarok Food, di antaranya Upakarti dari Presiden RI tahun 2007, kategori Industri Kecil Menengah. Selain itu, Mubarok Food juga mendapatkan penghargaan UKM Pangan Award tahun 2008 dari Menteri Perdagangan,  Top 250 Indonesia Original Brand tahun 2009 oleh sebuah majalah bisnis nasional, dan Standar ISO 9001:2000 dari Sucofindo Internasional di tahun 2002. Serta banyak penghargaan-penghargaan lain dari pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi. (Suwoko)