Ilustrasi. Sumber: Istimewa |
Di biara tersebut tumbuh pohon anggur yang berbuah, dan tiap hari rahib itu memakannya. Untuk minum, rahib itu cukup menengadahkan tangan dan air turun dari langit.
Suatu hari, ada seorang pelacur yang datang ke biaranya. Pelacur itu meminta atas nama Tuhan yang disembah kepada rahib, agar memberinya tumpangan untuk bermalam. Rahib mengizinkan pelacur itu. Setelah mendapat izin, pelacur itu melepas helai demi helai pakain, hingga telanjang bulat.
Rahib segera meminta pelacur itu segera mengenakan pakaian yang dilepas, seraya menutupi wajahnya karena malu. Namun pelacur itu bergeming."Demi Allah, bersenang-senanglah malam ini bersamaku," ujar pelacur itu.
Rahib kemudian bertanya kepada nafsunya, tentang tawaran pelacur tersebut. "Dia telah memintamu atas nama Allah," kata nafsunya. "Celaka kamu wahai nafsuku. Kamu ingin amalku selama ini terhapus dan menjerumuskanku dalam api neraka," kata rahib kepada nafsunya.
"Sekarang kamu akan aku coba bakar dengan api kecil dari obor didepanku. Jika kamu kuat, akan aku penuhi keinginanmu untuk menyetubuhi wanita itu.
Pelacur yang mendengar perbincangan rahib dengan nafsunya, hanya terdiam tak kuasa melihat satu demi satu jari rahib dibakar di atas obor. Pelacur yang melihat semua jari rahib hangus terbakar, menjerit sangat keras dan seketika itu mati. Rahib kemudian menutup tubuh pelacur itu dengan kain dan setelah itu berdiri untuk bersembahyang.
Keesokan harinya, iblis keliling kota dan menyebar fitnah bahwa rahib telah menyetubuhi seorang pelacur dan membunuhnya dalam biara. Warga yang terkena hasutan iblis itu segera berbondong-bondong menuju ke biara sang rahib. Fitnah itu juga terdengar di telinga raja, meminta para pengawal mengantarkannya ke biara.
Raja kemudian memerintahkan bala tentaranya untuk merobohkan biara rahib. Tak cukup sampai di situ, raja juga memerintahkan untuk menghukum rahib karena dituduh menyetubuhi pelacur dan membunuhnya.
Para tentara kemudian menyiapkan sebuah gergaji untuk menghukum rahib. Di depan warga, para tentara menggergaji kepala rahib, sehingga dirinya meronta kesakitan. Suara rahib itu menggunjang langit arsy, dan membuat para malaikat menangis tak berdaya melihat kekasih Allah itu disiksa.
Allah kemudian mewahyukan kepada Jibril. "Katakan kepadanya (rahib) janganlah merota untuk kedua kalinya. Aku telah menyaksikan seluruh kejadian itu. Jika dirinya meronta untuk kedua kalinya, maka akan Aku runtuhkan langit dan binasakan bumi."
Kemudian, Allah menghidupkan pelacur yang telah mati. Pelacur itu kemudian bersaksi, "sungguh rahib tak menyutuhi dan membubuhku. Lihatlah jari-jarinya yang terbakar," kata pelacur. Setelah menceritakan semua kejadian yang dia alami, si pelacur kemudian meninggal.
Raja kemudian menyesali apa yang telah dirinya perbuat. Dia memerintahkan kepada para tentara untuk mengubur jasad rahib dan pelacur. Dari kuburnya tercium bau wingi kasturi yang semerbak.
Allah telah mengganjar rahib dengan lima puluh ribu bidadari dari surga Firdaus. Ganjaran itu diberikan karena rahib telah memegang teguh hukum Allah. (Wallahu A'lam)