SEPUTARKUDUS.COM, JEKULO – Sejumlah laki-laki bersarung dan berpeci duduk di
serambi Masjid Jami’ Baitussalam, Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten
Kudus. Mereka memegang kitab Tafsir Jalalain karya Jalaluddin al-Mahally dan
Jalaluddin as-Suyuthi. Saat itu mereka tampak memaknai halaman 41 sambil mendengarkan suara KH Sanusi yang mengajar para santri pasanan khusus di bulan Ramadan.
Sejumlah santri tampak mengaji kitab Tafsir Jalalain di Masjid Baitussalam, Jekulo Kudus, Selasa (7/6/2016) siang. Foto: Imam Arwindra |
Satu di antara santri pasanan yang ikut mengaji Muhammad Zaenal Mustofa (21). Dia
menuturkan sedang mengaji kitab Tafsir Jalalain yang diajarkan oleh KH Sanusi.
Ketika ditanya Seputarkudus.com berapa lama dia mondok, dia mengaku hanya tinggal
di pondok ketika bulan Ramadan. “Saya asli Kudus, di sini saya hanya ikut
ngaji pasanan (mengaji di bulan Ramadan) saja,” ungkapnya.
Zaenal berasal dari Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan
Kaliwungu, Kudus. Dia mengaku mengikuti pasanan karena ingin
merasakan tinggal di pondok. Selain itu, dia juga ingin menambah wawasan keilmuan
terutama di bidang agama.
“Sebelumnya saya belum pernah mondok. Bulan Puasa ini saya manfaatkan untuk mengaji kitab kuning dan merasakan tinggal di pondok,” tambah dia yang tinggal di Pondok Pesantren Al-Qaumaniyah Jekulo.
“Sebelumnya saya belum pernah mondok. Bulan Puasa ini saya manfaatkan untuk mengaji kitab kuning dan merasakan tinggal di pondok,” tambah dia yang tinggal di Pondok Pesantren Al-Qaumaniyah Jekulo.
Sayid Ali (19), santri yang juga ikut mengaji
menuturkan, biasanya di bulan Ramadan banyak orang dari luar ikut mengaji di pondok. Selain datang dari Kudus, ada juga yang berasal dari luar Kudus.
“Banyak orang kampung (bukan santri pondok) yang ikut mengaji. Ada yang tinggal
di pondok dan ada juga yang pulang ke rumah,” ungkapnya.
Dia yang sudah tiga setengah tahun mondok di Pondok Quran
Al-Huffadh Qoumaniyah menuturkan, orang dari luar boleh mengikuti pengajian
kitab di pondok-pondok Jekulo maupun di Masjid Baitussalam. “Pondok di Bareng terbuka untuk umum, namun ya harus izin dengan kiai atau pengurus,” ungkapnya.
Ali yang berasal dari Desa Bulung Cangkring, Kecamatan
Jekulo, Kudus menjelaskan, pondok-pondok di Jekulo, setiap bulan Ramadan
menyelenggarakan pengajian kitab kuning. Santri boleh memilih mau mengaji kitab yang
diinginkan. “Santri dari pondok lain boleh mengaji di Qoumaniyah atau di Masjid
Baitussalam. Intinya dibebaskan,” tuturnya.
Dia menambahkan, di Masjid Baitussalam pengajian kitab
dimulai setelah salat Subuh. Berlanjut siang hingga malam. “Setelah Subuh sudah
dimulai, sekitar pukul 6.30 WIB mengaji Tafsir Jalalain, setelah Ashar tadarus
Al-Quran dan setelah tarawih dilanjutkan kitab kuning lagi. Jadwal sudah ada
di papan pengumuman,” ungkapnya.