SEPUTAR KUDUS - Seorang siswa memeragakan baju bertema fauna dalam acara Karshival yang berlangsung di Alun-Alun Kabupaten Kudus pada tahun 2011 lalu. Acara ini menyedot perhatian ribuan masyarakat. |
"Digelarnya event terbesar di Kudus untuk yang pertama kalinya ini diharapkan dapat menjadi wadah kreasi di bidang fashion yang berhubungan dengan industri bordir dan pakaian yang ada di Kudus. Saya melihat masyarakat sangat antusias, oleh karenanya kami harapkan event ini dapat digelar setiap tahun untuk masa yang akan datang," ujarnya di hadapan ribuan warga yang menyaksikan event tersebut.
Gelaran kesenian dan fashion yang dimulai pukul 19.30 tersebut diawali dengan penampilan atraksi kembang api dan penampilan marcing band dari Semarang, kemudian dilanjutkan parade fashion dari 27 kontingen yang menampilkan berbagai kreasi mode dengan display yang diiringi lagu-lagu selama 3 menit secara bergantian.
Berbagai bentuk pakaian ala karnaval di tampilkan masing-masing kontingen dengan tema flora dan fauna sebagaimana yang diminta oleh panitia. 27 Kontingen tersebut terbagi dalam beberapa golongan, 15 kontingen dari Sekolah Menengah Atas, 9 kontingen dari masyarakat yang diwakili per kecamatan, 1 kontingen dari Penggerak PKK, 1 kontingen dari Akbid Pemda Kudus dan 1 kontingen dari Marching Band yang diundang. Disamping itu juga beberapa kontingen mengambil ciri khas dari daerahnya masing-masing, seperti contoh Kecamatan Undaan yang menampilkan hasil pertanian dalam kostum mereka untuk melambangkan ciri khas Undaan sebagai lumbung pangan Kabupaten Kudus.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia, Brata Subagya menyampaika terima kasihnya kepada kontingen yang sangat antusias untuk menyaksikan gelaran akbar tersebut. Brata yang juga menjabat Asisten I Bidang Pemerintahan di Kabupaten Kudus tersebut juga menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat yang telah mendukung suksesnya acara.
"Kami masih merasa acara ini ada kekurangan disana-sini, karena event seperti ini baru pertama kalinya digelar. Kami berharap di tahun-tahun mendatang Karshival dapat lebih baik" katanya.
Sebelumnya Brata mengungkapkan Karshival yang digelar menggunakan alokasi dana dari Pemda Kudus sebesar Rp 223 juta, dana tersebut tidak seberapa jika dibandingkan kegembiraan masyarakat yang sangat antusias menyaksikan Karshival. Namun ia merasa beruntung karena kontingen yang terlibat bersedia berswadaya untuk menutup kekurangan dana yang dibagikan.
"Saya bersyukur dengan antusiasme para kontingen, meski dana yang dibagikan minim namun mereka bisa menyiasatinya dengan berswadaya" katanya.
Ia menambahkan untuk menambah keindahan dalam display di panggung untama dan penerangan di pusat acara pihaknya menyediakan daya listrik sebesar 100 ribu watt agar pagelaran dapat berjalan sempurna. Daya tersebut disediakan oleh PLN Kudus yang turut mendukung acara tersebut. Selain dari PLN pihak panitia juga mendapat dukungan dari sponsor yang menggelar berbagai acara di stan-stan yang telah disediakan panitia di alun-alun Kudus.
Acara tesebut juga tidak dilewatkan para fotografer yang datang dari berbagai daerah untuk mengabadikan keindahan momen malam itu yang disediakan tempat khusus oleh panitia. Acara berjalan dengan tertib dan lancar dengan penjagaan aparat Kepolisian Polres Kudus dan Satpol PP Kabupaten Kudus. Acara berakhir pada pukul 22.00 dan ditutup dengan pesta kembang api selama kurang lebih 30 menit. (Suwoko)