Puluhan mahasiswa itu adalah para mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Isalam Indonesia (PMII) Cabang Kudus dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. Mereka datang ke taman makam pahlawan sekitar pukul 10.00, dengan membawa karangan bunga dan sebuah mega phone untuk melakukan orasi.
Menurut Ketua Umum PMII Cabang Kudus, Amir Faisol, keprihatinan para mahasiswa akan nasib bangsa ini dilakukan dengan hal yang berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya. Selain dilakukan dalam momen Hari Pahlawan, juga karena tidak tahu lagi harus berbuat apa selain mengadukan nasib bangsa terhadap para pahlawan.
"Kami sadar bahwa pahlawan dalam mendirikan bangsa ini dengan keikhlasan meski harus bersimbah darah. Hal ini semestinya menjadi contoh para penguasa dan wakil rakyat saat ini," ujar Faisol, ditemui usai aksi, kemarin.
Menurut Faisol, carut-marutnya bangsa ini tampak pada penegakan hukum di Indonesia yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Penindakan hukum hanya dilakukan kepada rakyat kecil yang butuh penghidupan, sedangkan kepada mafioso di atas, hukum seakan tidak berwibawa. Selain itu, dirinya prihatin dengan maraknya korupsi yang dilakukan tidak hanya di Pemerintah Pusat, namun juga Pemerintah Daerah.
Faisol menambahkan, selain melakukan tabur bunga ke makam pahlawan, mahasiswa juga melakukan orasi di tengah makam. Orasi yang disampaikan beberapa mahasiswa tidak seperti biasanya. Orasi disampaikan lebih kalem dan cenderung seperti perenungan. Selain itu, mahasiswa juga melakukan do'a bersama untuk mendoakan para pahlawan.
Aksi yang dilakukan tanpa penjagaan aparat keamanan itu, berlangsung dengan damai dan tertib. Tidak tampak sepanduk dan poster sebagaimana aksi-aksi yang biasa mereka lakukan di jalanan. Aksi tersebut, sempat menyita perhatian beberapa pengendara yang melintas di makam tersebut. (Suwoko)