Menurut Peter M Faruq, pemilik tempat tersebut, musala Al-Faruqiyya yang berada di rumahnya sering untuk berkumpul warga Tionghoa Muslim yang tergabung dalam Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Kudus (PITI). Setiap malam Jumat Pahing anggota PITI berkumpul di rumahnya.
“Setiap malam Jumat Pahing anggota PITI kumpul di sini untuk mengaji dan memberikan santunan kepada anak yatim. Masyarakat sekitar juga diundang,” ungkapnya ketika ditemui Seputarkudus.com di kediamannya, belum lama ini.
Ketua PITI Kudus itu menjelaskan, terdapat lebih 500 anggota PITI yang tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus. Mereka adalah warga etnis Tionghoa yang mualaf. Namun dia mengungkapkan, tiga tahun ini organisasi yang dipimpinnya kurang terlalu aktif. “Di Kudus anggota PITI banyak, bisa mencapai 500 orang. Namun yang aktif sedikit. Bisa dihitung pakai jari,” tuturnya.
Ketua PITI Kudus Peter M Faruq |
Faruq melanjutkan, anggota PITI sangat aktif ketika didampingi Kiai Nafi yang bertempat tinggal tak jauh dari Masjid Al-Aqsa Menara Kudus. Namun tiga tahun belakangan ini, Kiai Nafi kesehatannya menurun karena usia. “Tahun 2013 Kiai Nafi mulai sakit. Sejak saat itu, anggota PITI mulai jarang berkumpul,” terangnya.
Dia memberitahukan, selain Kiai Nafi dia dengan anggota PITI juga sering berkunjung ke rumah Kiai Sya’roni Ahmadi untuk meminta bimbingan seputar agama Islam. “Saya sering ke rumah Kiai Sya’roni, sampai saya akrab dengan beliau,” ungkapnya.
Pada bulan Ramadan ini, menurutnya, kegiatan PITI sama seperti hari biasa. Yakni setiap malam Jumat Pahing mengaji dan memberikan santunan kepada anak yatim di musala miliknya. Selain itu juga salat Tarawih bersama dengan masyarakat sekitar. “Namun lagi-lagi yang anggota PITI hanya bisa dihitung dengan jari saja,” tambahnya.
Saat Lebaran nanti, dia memberitahukan etnis Tionghoa Muslim di Jawa Tengah direncakan akan berkumpul di Kudus. Namun menurutnya sampai sekarang tanggalnya belum ditentukan. “Kemarin mintanya teman-teman PITI Jawa Tengan tanggal 25 Syawal,” tuturnya.