SEPUTARKUDUS.COM, WERGU WETAN – Papan putih bertuliskan "Kudus" masih bergelantung di rangka besi sisi tengah bangunan Stasiun Wergu Kudus, Jalan
Johar Kelurahan Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus. Di sebelah selatan tulisan
Kudus juga terdapat papan bertulisan angka satu, begitu juga angka dua di sebelah
utara. Bangunan tersebut berukuran 20x60 meter dengan satu ruang terbuka
untuk penumpang dan dua ruang tertutup untuk kantor.
Presiden Soekarno dalam kunjungannya ke Kudus pada awal kemerdekaan. Foto: Repro |
Bangunan stasiun yang sekarang menjadi pasar, menurut sejarahwan Kudus
Edy Supratno, dulu pernah dikunjungi presiden Indonesia Soekarno hingga
tiga kali. Dia menuturkan, kunjungan pertama Soekarno tanggal 15 Januari 1946.
Presiden datang tidak sendiri. Dia bersama tokoh penting lainnya, di antaranya dengan Wakil Presiden Moh Hatta, Sri
Susuhunan Paku Buwono XII, dan Mr Wongsonegoro. “Saat itu Soekarno naik kereta.
Jadi Kudus memang hanya ada satu stasiun kereta yang dulunya dinamakan Kud,”
jelas Edy.
Baca juga: Stasiun (2), Saksi Keganasan Agresi Militer Belanda 1, yang Lain Hancur, Stasiun Wergu Tetap Berdiri Kokoh
Baca juga: Stasiun (2), Saksi Keganasan Agresi Militer Belanda 1, yang Lain Hancur, Stasiun Wergu Tetap Berdiri Kokoh
Selanjutnya, kata Edy, kunjungan kedua Soekarno terjadi pada 1948, atau selang dua tahun
dari kunjungan pertama. Edy Supratno yang mengutip dari sejarahwan Kudus
Solichin Salam mengungkapkan, kunjungan kedua ke Kudus untuk meng-counter safari politik Amir Syarifudin.
Karena saat itu menjelang peristiwa Madiun. Kunjungan ketiga terjadi tahun 1952.
Terlihat dari foto yang ditunjukkan Edy, Presiden di damping Mentri Dalam
Negeri Mr. Mohammad Roem. “Foto tersebut diambil oleh Tee Song Liang. Seorang
jurnalis keturunan Tionghoa,” tambahnya.
Selain Soekarno juga ada pejabat penting yang pernah ke Kudus menggunakan kereta api. Menurut Edy, mereka di antaranya Penjabat Presiden Mr M Assaat yang pernah berkunjung ke Kudus saat melakukan tugas ke Pati tahun 1950. Juga ada tokoh Front Demokrasi Rakyat (FDR) Amir Syarifudin yang dibawa ke Kudus sebelum menuju Jogjakarta. Sebelumnya, tokoh kiri tersebut tertangkap di Klambu, Grobogan. Dan kemudian menginap tiga malam di Kudus untuk selanjutnya menerima hukuman mati di Jogjakarta 18 Desember 1948.
Selain Soekarno juga ada pejabat penting yang pernah ke Kudus menggunakan kereta api. Menurut Edy, mereka di antaranya Penjabat Presiden Mr M Assaat yang pernah berkunjung ke Kudus saat melakukan tugas ke Pati tahun 1950. Juga ada tokoh Front Demokrasi Rakyat (FDR) Amir Syarifudin yang dibawa ke Kudus sebelum menuju Jogjakarta. Sebelumnya, tokoh kiri tersebut tertangkap di Klambu, Grobogan. Dan kemudian menginap tiga malam di Kudus untuk selanjutnya menerima hukuman mati di Jogjakarta 18 Desember 1948.
“Jika tamu-tamu yang datang kepada orang tua Kartini di Jepara ikut kita masukkan dalam catatan, maka sudah pasti tak terhitung lagi berapa jumlah orang penting yang pernah menginjakkan kaki di Stasiun Kudus. Itu artinya, Stasiun Kudus memiliki kisah yang panjang dan sangat berarti dalam khasanah sejarah Indonesia,” tulis edy dalam sebuah materi.
Baca juga: Stasiun (1), Bangunan Pasar Wergu, Saksi Bisu Kemajuan Moda Transportasi di Kudus Kala Itu
Kepada Seputarkudus.com, Edy mengungkapkan penasaran dengan
kedatangan Soekarno pertama kali di Kudus tanggal 15 Januari 1946. Menurutnya, selisih
beberapa hari sebelum kedatangan Soekarno di Kudus, Soekarno bersembunyi agar selamat dari pasukan Belanda di Jakarta. Soekarno
bersembunyi di gerbong kereta yang letaknya berada di depan rumahnya.
Diceritakan Edy, gerbong tersebut selain penuh dengan kertas koran juga
bergerak maju dan mundur. Hal tersebut dilakukan agar bisa mengelabuhi pasukan
Belanda.
“Akhirnya bisa selamat menuju Yogjakarta dan tanggal 15 Januari
1946 sampai di Kudus. Ada apa Soekarno saat itu pergi ke Kudus? apakah minta
doa ataukah minta duit? tidak ada yang tahu. Karena saat itu masih ada orang
kaya di Kudus,” jelasnya.