SEPUTARKUDUS.COM, LANGGAR DALEM - Sebuah gerobak tanpa roda
berisi ratusan ayam goreng crispy tampak di tepi Jalan Menara, Desa Langgar
Dalem, Kecamatan Kota, Kudus, tepatnya sebelah selatan Perempatan Sucen. Di samping
gerobak terlihat seorang pria memakai peci sedang memasukan beberapa
ayam goreng ke dalam kantong plastik. Pria tersebut bernama Wahyu Mujahidin
(30), penjual ayam goreng crispy beromzet Rp 2 juta sehari.
Wahyu sedang melayani pembeli ayam goreng crispy di Jalan Menara, Kudus. Foto: Rabu Sipan |
Kepada Seputarkudus.com dia mengatakan, berjualan ayam
goreng sekitar tujuh tahun tepatnya pada tahun 2009. Pada
hari pertama berjualan dia mengaku mencoba menjajakan sekitar lima kilogram ayam
goreng crispy. Dan menurutnya pada waktu itu daganganya tersebut terjual habis
dalam tempo beberapa jam saja.
“Karena melihat antusiasme pembeli, pada hari kedua
aku menambah daganganku dua kali lipatnya. Dan seperti hari pertama ayam
goreng daganganku juga ludes terjual.
Pada hari ketiga dan keempat pun sama, meski sudah aku tambah lima kilogram ayam setiap harinya. Mulai hari kelima dan seterusnya aku
mampu menjual sekitar 25 kilogram ayam
sehari,” ujarnya.
Baca juga: Sukses Berjualan Ayam Goreng Crispy, Wahyu Tak Pernah Lupa Jasa Baik Bu Nyai yang Membawanya Hijrah ke Kudus
Baca juga: Sukses Berjualan Ayam Goreng Crispy, Wahyu Tak Pernah Lupa Jasa Baik Bu Nyai yang Membawanya Hijrah ke Kudus
Dia mengatakan, dengan
mampu menjual ayam goreng sebanyak 25 kilogram sehari dirinya mampu meraup omzet
sekitar Rp 800 ribu sehari. Penjualan tersebut saat tidak ada pesanan. Saat ada pesanan dirinya bisa menjual sekitar 40 kilogram ayam goreng dan bisa mendapatkan omzet lebih banyak yakni sekitar Rp 2 juta sehari.
Pria yang berasal dari Purworejo dan sudah menikah dengan
warga Desa Langgar Dalem, Kecamatan Kota, itu mengatakan, selama
berjualan, ada saja orang yang memesan daganganya tersebut dalam
jumlah banyak. Karena untuk pesanan, dia mengaku minimal harus 50 potong ayam
goreng.
“Meski tidak setiap hari, hampir setiap dua hari sekali pasti ada
pesanan. Dan terkadang sehari aku bisa mendapatkan pesanan dari tiga bahkan
empat orang yang berbeda,” ujar pria berjenggot serta murah senyum tersebut.
Pria yang sudah dikaruniai satu anak tersebut mengatakan, menjual ayam goreng dengan harga Rp 3500 per potong. Namun jika
membeli tiga potong dia beri harga Rp 10 ribu. Dia mengatakan berjualan setiap
hari mulai pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB.
“Berjualan sampai sore itu jarang sekali, biasanya pada pukul 14.00 WIB daganganku sudah habis terjual,” ujar Wahyu yang mengaku mendapatkan ayam dari seorang peternak di Desa Gulang, Kecamatan Mejobo.
“Berjualan sampai sore itu jarang sekali, biasanya pada pukul 14.00 WIB daganganku sudah habis terjual,” ujar Wahyu yang mengaku mendapatkan ayam dari seorang peternak di Desa Gulang, Kecamatan Mejobo.