Sejumlah siswa SMA Negeri 1 Kudus keluar ruang kelas saat istirahat. Foto Imam Arwindra |
Sebelum sampai kelas, laki-laki bernama Anas Zakiyudin, siswa kelas 11 IPA 8 tersebut sudi berbagi cerita tentang pelaksanaan belajar sehari penuh yang dilakukan di sekolahnya. Menurutnya pembelajaran full days school yang dimulai pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB melelahkan. "Melelahkan dan belum bisa menyesuaikan. Seolah-olah kayak orang kerja. Seharian di sekolah," tuturnya.
Ditambahkan, dirinya juga tidak fokus saat menjelang pukul 14.00 WIB. Menurutnya itu dikarenakan rasa mengantuk dan bosan saat mengikuti proses belajaran. "Ini baru masa percobaan selama sepekan. Kalau saya pribadi kurang sepakat full days school. Lebih enak seperti hari-hari biasa," jelasnya yang beralamat di Gebog.
Anas juga mengkhawatirkan, jika full days diterapkan akan mengurangi waktu ekstra kulikuler sekolah, dan tentu siswa yang aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) atau organisasi siswa lainnya akan terganggu. Dia membayangkan, jika pulang sekolah pukul 16.00 WIB dan dilanjutkan ekstra kurikuler, maka kemungkinan pulang dari sekolah magrib. Belum nanti ada yang masih les dan mengaji. Tentu sangatlah menguras tenaga dan otak.
"Yang cukup membingungkan nanti OSIS. Jika membuat kegiatan bisanya dihari libur sekolah," tambah dia yang juga wakil ketua OSIS SMA 1 Kudus.
Namun, Anas mengatakan full days school tetap memiliki keuntungan, karena libur sekolah menjadi dua hari yakni Sabtu dan Minggu. Mata pelajaran pada hari Sabtu diratakan di hari Senin hingga Jumat. "Ya enaknya cuma libur panjang dua hari," ungkapnya.
Wakil Kepala SMA 1 Kudus bidang kesiswaan Nurkhamid yang ditemui di ruangannya mengungkapkan, pelaksanaan full days di SMA 1 Kudus masih tahap uji coba. Selama sepekan dari tanggal 9 Januari 2017 dilaksanakan pembelajaran dari pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB.
"Setelah itu akan dibuatkan sebuah instrumen di antaranya masukan dari siswa serta guru untuk dilanjutkan atau tidaknya sistem tersebut. Nanti diambil sampel. Siswa kami ikutkan dalam pengambilan keputusan," jelasnya.
Diakuinya selama masa percobaan, siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar hingga pukul 16.00 WIB. Namun setelah dirinya datang ke kelas-kelas dan menanyakan langsung kepada siswa dikatakan mereka mau menjalaninya. "Secara umum dari siswa tidak masalah. Pertama-tama memang belum bisa beradaptasi. Tapi kata mereka (siswa) bisalah pak," ungkapnya yang mengutip pernyataan siswa.
Dikatakannya, hari-hari biasa siswa masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 14.00 WIB. Jika menerapkan full days hanya tambah dua jam pulang pukul 16.00 WIB. Menurutnya, waktu tersebut masih efektif untuk belajar. Selain juga memperkenalkan dunia kerja yang pulangnya juga pukul 16.00 WIB.
"Nanti liburnya kan bisa dua hari Sabtu dan Minggu. Jadi bisa kumpul dengan keluarga selama dua hari," tuturnya.
Nurkhamid juga menambahkan, waktu istirahat juga ditambah. Yang sebelumnya sehari 30 menit menjadi 60 menit. Waktu istirahat tersebut dilakukan dua kali dalam satu hari pelajaran. Dikatakan untuk hari Jumat waktu istirahat dari mulai pukul 11.00 hingga 13.30.
"Keseluruhan murid di SMA 1 Kudus kelas X 382, kelas XI 394 dan kelas XII 364. Jika gurunya ada 70 dan tambahan lima guru baru," jelasnya.