Latest News

Orang Singocandi Ini Tak Akan Melepas Yamaha 75 Butut Miliknya Meski Ditawar dengan Harga Selangit

SEPUTARKUDUS.COM, SINGOCANDI - Sepeda motor Yamaha 75 butut berwarna merah tampak tersandar di dinding rumah di Desa Singocandi, Kecamatan Kota, Kudus. Sepeda motor tersebut milik Sadiman (42), pengusaha bakso bakar yang kini bisa dibilang sukses. Meski sudah ditawar puluhan orang dengan harga tinggi, Sadiman tidak melepas sepeda motor butut itu ke orang lain karena bagian dari perjalanan hidupnya.
Yamaha 75 milik pengusaha bakso bakar
Sadiman menunjukkan Yamaha 75 butut miliknya dengan kondisi jok yang telah rusak dan cat bodi yang telah kusam dan banyak mengelupas. Foto: Rabu Sipan 


Menurut pria yang akrab disapa Pak Rindu itu sudi berbagi kisah tentang sepeda motornya kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan, motor tersebut merupakan saksi perjuanganya dalam merintis usaha bakso kojek kuah dan bakso bakar. Menurutnya motor berwarna merah itulah yang menemaninya siang malam selama berkeliling menjajakan daganganya.

“Bila aku total lebih dari sepuluh orang yang ingin membeli motorku ini. Ada yang menawar Rp 2 juta, ada juga yang menawar sampai Rp 3 juta. Tapi aku menjawabnya motor butut ini tidak dijual. Meskipun butut tapi menjadi belahan jiwaku selain istri tercinta. Jangankan baru jutaan, dibeli puluhan juta pun motor butut ini tidak akan aku lepas,” ujarnya.

Baca juga: Pria Tak Lulus SD Ini Bisa Bangun Rumah Bertingkat dan Beli Mobil Hasil Berjualan Bakso Bakar

Pria berasal dari Sukoharjo itu mengatakan, mungkin orang lain menganggapnya aneh karena tak melepas motor itu. “Karena aku berfikir, mungkin aku bisa menjual motor butut itu lalu membeli motor baru yang lebih bagus dan lebih keren. Tapi apa mungkin aku bisa membeli sejarah hidupku bersama motor berwarna merah tersebut, jika motor itu dibeli orang lain,” ungkap pria yang tak lulus sekolah dasar (SD) tersebut.

Dia menuturkan pertama kali berjualan sebenarnya tidak menggunakan sepeda motor itu, namun menggunakan sepeda ontel. Tapi menurutnya selain sepeda ontel tersebut sudah tidak ada bangkainya, dia juga mengaku lebih lama berjualan keliling menggunakan motor Yamaha 75 dibanding sepeda ontel. “Jadi motor butut inilah satu – satunya kenangan aku berjualan keliling,” ujarnya sambil memegangi setang motor tersebut

Dia mengaku lebih lama berjualan keliling menggunakan sepeda motor Yamaha 75 dari pada menggunakan sepeda ontel. Menurutnya dia berjualan menggunakan sepeda ontel dari tahun 2001 sampai 2004, sedangkan menggunakan sepeda motor Yamaha 75 berwarna merah itu dari tahun 2004 sampai 2011. Setelah memiliki motor tersebut, kata dia, hampir setiap hari dia bersama motor itu. Dari Subuh ke pasar belanja lalu berjualan sampai pukul 20.00 WIB dirinya ditemani oleh motor itu.

Pria yang sudah dikaruniai empat anak itu mengatakan, setelah selesai berjualan itulah baru ada waktu luang untuk bercengkerama bersama istri serta anak – anaknya. Dia juga mengatakan, meskipun bekas serta mesinya juga tua, motor tersebut selama digunakan berdagang tidak pernah rusak serta mogok.

“Aku berencana membawa motor Yamaha 75 itu ke bengkel untuk aku perbaiki serta aku percantik lalu akan aku pajang di rumah. Agar setiap aku melihat motor itu aku akan selalu ingat perjuanganku menjajakan bakso kojek keliling. Karena berawal dari sepeda ontel serta motor butut itulah, kini aku memiliki dua tempat penjualan bakso kojek dan bakar, yang mampu menjual ribuan bakso sehari.