Latest News

Gawik Bangga, Meski Bekerja Sebagai Juru Parkir, 6 Anaknya Tak Ada yang Putus Sekolah

SEPUTARKUDUS.COM, RENDENG – Di Tepi Jalan Jendral Sudirman, Kudus, terlihat seorang pria mengenakan rompi abu-abu sedang memakirkan kendaraan depan toko. Sesekelai, pria tersebut terlihat duduk sambil menunggui sejumlah kendaraan. Pria itu bernama Gawik Wibowo (60), pria yang setiap hari bekerja sebagai tukang parkir demi tiga dari enam anaknya yang masih sekolah.
tukang parkir di kudus
Gawik sedang memarkir kendaraan di depan toko, di Jalan Jendral Sudirman, Kudus. Foto: Sutopo Ahmad


Di sela-sela aktivitas memakirkan kendaraan, Gawik, begitu begitu akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com tentang pekerjaannya tersebut. Dia menceritakan, menjadi tukang parkir sudah berlangsung sekitar 12 tahun, lebih tepatnya sejak 2004. Sebelum menjadi tukang parkir, dia mengaku bekerja sebagai sopir truk ekspedisi antar provinsi.

“Sebelum jadi tukang parkir, dulu saya bekerja sebagai sopir truk ekspedisi antar provinsi di Jawa. Berhubung masih ada tiga anak saya yang masih sekolah, saya harus bekerja meski saya berhenti menjadi sopir. Jadi tukang parkir tidak masalah, ini demi biayai kebutuhan mereka,” ungkap Gawik waktu dijumpai di Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kudus, sekaligus tempat dia bekerja.

Warga Dukuh Mbandungan, Desa Tumpang Krasak RT 3 RW 2, Kecamatan Jati, Kudus, ini menjelaskan, dia dikarunia enam orang anak, lima perempuan dan satu anak laki-laki. Dua anaknya kini sudah berkeluarga, sementara anak ketiga kini bekerja di salah satu ruko Matahari mall plaza Kudus. 

Allhamdulilah, anak ketiga saya sudah bekerja, tapi saya tidak pernah menuntut, biar upah yang didapat untuk kebutuhannya saja,” ujarnya.

Sedangkan anak keempatnya sekarang masih duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Nusantara. Sedangkan anak kelima, kini duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Mejobo serta anak terakhir duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) 4 Bae, Kudus. “Walaupun saya hanya tukang parkir, bukan mau sombong, anak saya tidak ada yang putus sekolah,” terangnya.

Dia menambahkan, mendapat pekerjaan sebagai tukang parkir dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kudus. Uang parkir yang didapat dipotong Rp 5 ribu setiap hari. Setiap hari bekerja mulai pukul 9.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB, dia mengaku mendapatkan uang paling banyak Rp 30 ribu per hari.

“Setiap hari saya berjalan kaki ketika mau berangkat kerja. Sehari bekerja, hasil yang saya dapatkan  maksimal Rp 30 ribu, kadang Rp 10 ribu, kadang juga Rp 5 ribu. Untuk biaya tarif kendaraan, saya tidak pernah membanderol dengan harga tertentu. Sesuai dengan aturan yang berlaku, tarif parkir motor Rp 1 ribu dan mobil Rp 2 ribu,” tambahnya.