Latest News

Dalam Sehari Omzet Terminal Es Mencapai Rp 6 Juta

 SEPUTAR KUDUS.COM, PEGANJARAN - Puluhan sepeda motor serta mobil tampak terparkir di depan warung Terminal Es di tepi Selatan Jalan Lingkar Utara, di Desa Peganjaran, Kecamatan Bae. Di dalam warung terlihat beberapa orang mengantre membayar kepada seorang wanita memakai baju kuning dan berjilbab ungu. Perempuan itu bernama Winarti (37), anak kedua dari almarhum Suparlan, pendiri Terminal Es. Omzet warung tersebut Rp 6 juta sehari.
omzet terminal es kudus
Winarti sedang duduk di meja kasir Terminal Es. Foto: Rabu Sipan


Di sela aktivitasnya melayani pembeli yang akan membayar, perempuan yang akrab disapa Wiwin tersebut sudi berbagi cerita tentang usahanya tersebut kepada Seputarkudu.com. Dia mengaku dipercaya almarhum ayahnya untuk mengelola satu di antara beberapa warung Terminal Es sejak 2012. Dan sejak ayahnya meninggal dua tahun lalu, dia menambah menu makanan yang dia jual, agar Warung Terminal Es yang dia kelola tetap ramai dikunjungi pembeli.

“Aku hanya memperbanyak menu makanan saja karena menurutku menu minuman peninggalan almarhum ayahku sudah sangat lengkap. Karena aku berfikir dengan diperbanyak menu makanan para pembeli punya banyak pilihan saat singgah di warung Terminal Es. Dan aku bersyukur dengan aku perbanyak menu, Warung Terminal Es yang aku kelola makin ramai pembeli,” ujarnya.

Perempuan yang tercatat sebagai Warga Kelurahan Mlati Norowito tersebut mengatakan, dari penjualan semua aneka menu makanan serta minuman di warung Terminal Es bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 6 juta sehari pada saat ramai. Dan pada waktu sepi misalnya saat turun hujan Warung Terminal es yang dia kelola hanya mendapatkan omzet sekitar Rp 2 juta sehari.

“Omset tersebut untuk hari biasa dan akan bertambah pada hari Sabtu dan Minggu maupun tanggal merah. Bahkan pada hari – hari tersebut aku bisa menambah dua sampai tiga karyawan dengan sistem kerja pocokan untuk melayani para pembeli,” ujar anak kedua dari empat bersaudara tersebut.

Perempuan yang sudah dikaruniai dua orang anak tersebut mengaku, di warungnya tersebut mempunyai pekerja tetap sekitar 10 orang, yang bekerja setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Dia mengatakan pekerjanya tersebut berbagi tugas antara pelayan dan pembuat aneka menu makanan dan minuman.

Perempuan yang selalu memakai kaca mata tersebut mengaku, selain menambah menu makanan agar warungya tetap ramai dikunjungi pembeli, dia juga menjaga harga agar tetap sesuai dengan saku anak sekolah. Lalu dia merinci aneka menu makanan dan minuman yang dijual di Warung Terminal Es yang dia kelola beserta harga, diantaranya, bakso dan Nasgor - teplok dijual Rp 10 ribu, mi ayam Rp 6 ribu, mi ayam bakso Rp 12 ribu, mi ayam jamur, sup jamur, mi rebus, nasi goreng, dan gado – gado masing – masing dihargai Rp 8 ribu, semua harga tersebut dalam hitungan seporsi

Sedangkan siomay dan mi jamur dijual sama yakni Rp 7 ribu seporsi. Untuk minuman diantaranya, es campur, sup buah, es teler, es soda gembira dan aneka jenis jus buah, dia jual dengan harga sama yakni Rp 5 ribu seporsi.

“Aku mewakili saudaraku yang lain sebagai anak almarhum Suparlan bersukur bisa menjaga serta mengelola semua warung peninggalanya agar tetap ramai dikunjungi pembeli. Kami juga berharap kelak bisa membuka cabang warung Terminal Es lebih banyak lagi,” harap Wiwin yang mengaku saat ini Terminal Es sudah ada empat cabang yang masing- masing dikelola oleh saudara kandungnya.