Gacung sedang menggoreng kerang pesanan pembeli. Foto: Sutopo Ahmad |
Sembari melayani pelanggan yang datang membeli, Gacung begitu dirinya akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com tentang usaha berjualan kerang setiap malam tersebut. Dia menceritakan, usaha kerang yang diberi nama Dalang Kerang itu bukan miliknya, melainkan milik alumni STAIN. Dia Setiap hari bekerja mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB menjadi penjual kerang karena tidak ingin membebani keluarganya.
“Sebenarnya ini usaha teman saya, Hamim namanya. Saya hanya membantu berjualan, ya hitung-hitung saya bisa mencari uang sendiri, berusaha mandiri. Setidaknya saya bisa meringankan beban keluarga dengan upah saya Rp 25 ribu per malam,” ungkap Gacung yang bekerja sejak awal bulan ini, bertepatan dengan pendirian Dalang Kerang.
Pria yang tercatat sebagai warga di Desa Wates RT 2 RW 3, Kecamatan Undaan, Kudus, ini menjelaskan, untuk sementara kerang yang dijual hanya kerang original yang sudah matang lalu di masak kembali. Bahan yang digunakan bermacam-macam, meliputi sambal, garam, gula, penyedap masakan, air yang di masak bersama sejumlah kerang.
Selain di depan Alfamart Desa Loram Kulon, pemilik usaha juga masih mempunyai dua cabang lainnya. Diantaranya, di depan Alfamart Desa Panjang, Kecamatan Bae, Kudus dan depan Alfamart dekan dengan STAIN. “Lokasi kami memang berada di depan Alfamart semua, soalnya berada ditempat keramaian,” ungkap Gacung sembari memainkan handphone.
Sementara itu, Ainnur Rohmat Hadi S. (21), rekan kerja Gacung selama berjualan kerang mengatakan, untuk berjualan di depan Alfamart, pihaknya harus membanyar uang sewa sebesar Rp 550 ribu per bulan untuk setiap lokasi yang ditempati dalam berjualan. Terkait dengan harga per porsi kerang yang dijual tidak bisa di pastikan, tergantung dengan naik turunya harga pokok kerang sewaktu membeli di Kabupaten Demak.
“Harga kami menyesuaikan, awal berjualan dulu Rp 8 ribu, tapi sekarang sudah Rp 10 ribu per porsi. Kalau penjualan, rata-rata per malam sekitar 8 sampai 9 porsi yang terjual. Misal ramai ya bisa sampai 15 porsi per malam,” ungkap Rohmat, mahasiswa semester tujuh Jurusan Syariah Fakultas Ahwal Syasiyah STAIN Kudus.