Kincup bertanya dalam kuliah tamu yang menghadirkan pembicara dari Australia. Foto: Ahmad Rosyidi. |
Dalam kuliah tamu yang dihadiri sekitar 100 peserta itu, Kincup, begitu dia akrab disapa, mengaku sangat gugup saat ingin bertanya kepada pemateri menggunakan Bahasa Inggris. Karena dia antusias dengan materi yang disampaikan, dan tak satupun peserta yang tunjuk jari untuk mengajukan pertanyaan, dia tetap memberanikan diri untuk bertanya. Meski terbata-bata dan tangannya gemetar memegang mikrofon, dirinya mengaku puas bisa bertanya.
“Saya sangat antusias dengan acara ini, selain materinya bagus juga banyak pengetahuan baru yang saya dapat dari acara kuliah tamu ini. Saya jadi ingin belajar ke Australi seperti Mr Jie. Tadi tidak ada yang bertanya, jadi saya memberanikan diri meski gemetar saat menyampaikan pertanyaan menggunakan Bahasa Inggris,” ungkapnya kepada Seputarkudus.com.
Peserta lain, Triya Adzani Maulida mengatakan, dirinya mengaku senang dan antusias dengan pembicara yang dihadirkan. Meski sedikit kesulitan memahami materi yang disampaikan, dia mangaku cukup paham. “Pembicaranya asyik, lumayan lucu juga, jadi saya menikmati apa yang disampaikan,” jelasnya.
Beberapa kali gemuruh tepuk tangan peserta terdengar, Ferry Jie menyatakan kecintaannya pada Indonesia. Gemuruh tawa peserta juga terdengar meriah saat pembicara meminta maaf karena menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
"Meski saya warga Australia, tetapi saya tetap cinta Indonesia. Maaf saya menggunakan bahasa gado-gado,” ungkap pria kelahiran Palembang yang sudah pindah kewarganegaraan Australia itu.
Dalam penyampaian materi, Feey Jie mengatakan pentingnya penggunaan data dalam berbisnis. Sesuai dengan tema yang diangkat dalam kuliah tamu tersebut, dia mengatakan berbisnis dalam dunia yang sudah saling terhubung teknologi, dibutuhkan data sebagai pendukung.
Panitia kuliah tamu Dimyati Utoyo (21) mengaku puas dengan acara Kuliah Tamu kali ini, dan sudah dia anggap sukses sesuai rencana. Butuh waktu dua pekan untuk mempersiapkan acara kuliah tamu, meski sudah terbiasa membuat kegiatan dan narasumber menjadi urusan dosen. Dia sempat kesulitan memilih moderator, karena dari 21 panitia pelaksana yang ikut Himpunan Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi merasa tidak percaya diri menjadi moderator dengan narasumber dari luar negeri.
Toyo, sapaan akrab Dimyati Utoyo, menambahkan, acara ini merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahun. “Yang pertama kuliah perdana, dengan peserta mahasiswa semester satu. Kemudian kuliah tamu, yang pesertanya semester tiga, dan terakhir kuliah umum, pesertanya seluruh mahasiswa Jurusan Sistem Informasi,” tambah mahasiswa asli Pati itu.