SEPUTARKUDUS.COM, MEJOBO – Sejumlah murid terlihat keluar
masuk kelas di gedung bercat hijau. Gedung-gedung
tersebut berada satu komplek, ada yang sudah dua lantai maupun satu lantai. Gedung
tersebut yakni SMK Assa’idiyyah 2 Kudus dan Pondok Pesantren Nashrul Ummah
milik Yayasan Nusantara Satu Kudus.
Sejumlah santri berjalan di depan gedung Pesantren Nashrul Ummah Kudus. Foto: Imam Arwindra |
Berada di Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kudus, yayasan tersebut
menurut Bendahara Yayasan Nusantara Arif Wahyudi, murid yang sedang menimba ilmu di
yayasannya digratiskan. Menurutnya. Beasiswa tersebut diperuntukkan kepada siswa
yang tidak mampu sekolah karena masalah ekonomi.
“Kami merasa prihatin kepada anak-anak yang cerdas namun tidak mampu sekolah karena persoalan ekonomi. Atas alasan tersebut yayasan ini didirikan,” ungkapnya saat ditemui belum lama ini.
“Kami merasa prihatin kepada anak-anak yang cerdas namun tidak mampu sekolah karena persoalan ekonomi. Atas alasan tersebut yayasan ini didirikan,” ungkapnya saat ditemui belum lama ini.
Dia menuturkan, siswa yang sekolah di SMK Assa’idiyyah 2 Kudus
juga difasilitasi dengan tempat tinggal di Pondok Pesantren Nashrul Ummah yang
satu lokasi dengan SMK. Dikatakannya, siswa yang sekolah gratis diwajibkan tinggal
di pondok guna memperdalam ilmu Islam. “Selain memperdalam ilmu agama
juga diajarkan menciptakan kemandirian lewat jurusan yang diambil di SMK,”
tambahnya.
Yudi menerangkan, jurusan yang disediakan di SMK Assa’idiyyah
2 Kudus yakni Tata Busana dan Tata Boga. Menurutnya, sekolah tersebut mulai
beroprasi tahun 2014 yang baru mempunyai dua angkata kelas. Dikatakan, jumlah
keseluruhan santinya yakni 108 anak, 38 laki-laki dan selebihnya perempuan. “Mereka
dididik untuk menciptakan peluang usaha,” jelasnya.
Menurutnya, semua kebutuhan santri ditanggung oleh yayasan. Dia
menuturkan, dalam sebulan setiap anak mendapatkan uang Rp 450 ribu. Selain itu
juga yayasan menerapkan sistem wali asuh untuk santri. “Yang membantu
pengusaha-pengusaha dan jaringan kami yang bersedia membantu” tuturnya.
Menurutnya, dalam pendafataran siswa baru terdapat kuota 55
siswa setiap tahunnya. Selain itu, dapat 17 guru yang siap mendidik murid-murid
sesuai bidangnya. Dalam masuk SMK Assa’idiyah, diberitahukan terdapat seleksi
masuk seputar test baca tulis Al-Quran dan wawasan keislaman.
“Gedung ini (SMK dan pondok) juga sering digunakan untuk kegiatan Ansor, IPNU, IPPNU maupun Fatayat. Karena memang sekaligus diperuntukan untuk wadah anak-anak muda NU,” jelasnya.
Yudi mengungkapkan, Yayasan Nusantara Satu Kudus menaungi SMK Assa’idiyyah 2 Kudus, Pondok Pesantren Nashrul Ummah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ainina, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ainina, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Nusantara satu. “Satu lagi. Juga ada Kopontren,” tambahnya.
“Gedung ini (SMK dan pondok) juga sering digunakan untuk kegiatan Ansor, IPNU, IPPNU maupun Fatayat. Karena memang sekaligus diperuntukan untuk wadah anak-anak muda NU,” jelasnya.
Yudi mengungkapkan, Yayasan Nusantara Satu Kudus menaungi SMK Assa’idiyyah 2 Kudus, Pondok Pesantren Nashrul Ummah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ainina, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ainina, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Nusantara satu. “Satu lagi. Juga ada Kopontren,” tambahnya.