Latest News

Penjual Mebel Asal Jepara Ini Selalu Pindah-Pindah Tempat, Saat Melihat Lokasi yang Cocok Langsung Jualan

SEPUTARKUDUS.COM, PEGANJARAN - Di tepi Jalan Lingkar Utara, Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kudus, seorang pria berkaus merah duduk di deretan kursi. Sejumlah kursi di antaranya masih terbungkus kertas. Saji (48), nama pria tersebut, penjual mebel keliling yang berpindah-pindah kota. Warga Jepara itu telah berjualan di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan Jakarta.
mebel keliling
Saji, penjual mebel keliling di Jalan Lingkar Utara, Peganjaran, Bae, Kudus. Foto: Ahmad Rosyidi


Saat sedang menunggu pembeli datang, Saji sudi berbagi cerita tentang usahanya itu kepada Seputarkudus.com. Dia mengatakan, mebel yang dia jual tersebut dibuat di Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Jepara. Dia berjualan bersama pemilik produk mebel tersebut. Setiap berangkat, dia membawa 15 set kursi dan meja.

"Sekali berangkat kami membawa 15 set kursi dan meja menggunakan mobil pikap. Biasanya kami berjualan selama tiga hingga lima hari, dan berpindah-pindah kota," ujar Saji. 

Dia mengaku pindah dari satu daerah ke daerah lain saat malam hari. Mereka tidak menentukan daerah mana yang akan dituju untuk berjualan. Mereka berhenti dan menggelar dagangan, saat ada tempat yang dinilai cocok untuk berjualan. "Kami tidak tentu berjualan di mana, sesuka hati lah untuk memilih kota mana yang kami tuju,” ungkapnya.

Saji mengaku terkendala saat musim hujan seperti ini. Karena dirinya tidak bisa berjualan saat hujan turun. Selain tidak ada pembeli, dirinya juga khawatir kualitas produk mebel yang dijual tidak bagus karena rusak terkena hujan.

Dia menjelaskan, untuk harga satu set kursi dan meja dijual seharga Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Produk mebel yang dijual ada yang berbahan kayu jati, kayu mahoni, dan kayu waru. Selain berjualan keliling, mereka juga menerima pesanan. Harga produk disesuaikan kualitas kayu juga tingkat kesulitan produksi.

“Kami juga menerima pesanan, untuk harga kami sesuaikan kualitas kayu dan tingkat kesulitannya. Jadi harganya beragam, bisa kami sesuaikan budget pemesan.” jelas pria tiga anak itu.

Saat asyik menjelaskan, datang seorang pria yang keluar dari warung di dekat Saji membuka lapak. Pria itu Sukarno, pemilik mebel yang dijual Saji. Dia mengatakan, hanya bisa membawa 15 set meja dan kursi saat berjualan keliling. 

“Kami membawa mobil pikap, jika tidak pandai menata muatannya pasti tidak bisa membawa banyak. Selain itu juga bisa rusak barangnya,” tambah Sukarno sambil menunjukan mobil pikap warna putih miliknya.