Wawan sedang menerima pembayaran dari pengguna jasa fotografi di tempat kerjanya. Foto: Ahmad Rosyidi |
Wawan, begitu dia akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com, terkait usaha yang dia jalani. Dia mengatakan, sebelum membuka usaha studio foto, dirinya merenung selama dua bulan untuk menentukan usaha yang sesuai dengan passion-nya.
Dia menceritakan, sebelum membuka usaha bidang fotografi, dirinya pernah fakum selama lima bulan. Saking jenuhnya dengan dunia foto, dia bahkan tak menyentuh kamera. Setelah ikut kegiatan Retreat Pemuda GMKI Pati, yang satu rangkaian kegiatannya terdapat seminar motivasi berwirausaha, Wawan merasa tergugah dengan ucapan motivator kegiatan itu.
“Membuka usaha yang sesuai passion kamu, yang akan tetap kamu lakukan dengan senang hati meski tidak dibayar. Karena kata-kata itu saya jadi berpikir, kira-kira apa passion saya? Setelah merenung dua bulan saya baru memutuskan untuk buka usaha ini. Padahal sebelumnya saya sudah lima bulan jenuh dengan dunia fotografi,” ungkapnya.
Karena dia merasa passion-nya di fotografi, akhirnya Wawan mengontrak sebuah rumah di Desa Wergu Wetan RT 2/RW 2, Nomor 336A, Kota Kudus, untuk dijadikan studio foto yang dia beri nama Rumah Fotografi. Dan Hampir 90 persen ruangan di rumah itu di-setting untuk studio foto. Belum genap tiga bulan dia membuka usaha fotografi, sudah banyak pelanggan yang datang untuk menggunakan jasanya.
Dia mengaku belajar fotografi dari Djarum Potografi Club (DPC), karena Wawan juga menjadi karyawan di PT Djarum. “Saya karyawan Djarum, karena saya suka fotografi jadi saya ikut DPC, dan banyak ilmu yang saya dapat dari teman-teman DPC,” jelas Pria kelahiran Rangkasbitung, Banten.
Wawan mengungkapkan dirinya memang suka seni sejak kecil. Karena dia aktif di beberapa organisasi di Pati, dan tak jarang memegang kamera untuk dokumentasi, akhirnya dia memutuskan membeli kamera DSLR. Selain untuk menyalurkan hobinya, dia juga berpikir bagaimana caranya bisa menghasilkan uang dengan kameranya itu.
“Saya masih ingat betul waktu itu, saat pertama pegang kamera DSLR saya bilang, kapan Tuhan saya bisa beli kamera seperti ini. Sahabat saya yang mendengar lalu menjawab, suatu saat nanti pasti kamu bisa beli Wan. Dan akhirnya saya bisa beli sendiri," tuturnya.
Dia menambahkan, selang tiga bulan dia membeli kamera langsung mendapat job foto prewidding dari temannya. Meski dia masih belajar, temannya sudah sangat senang dan puas dengan hasil jepretannya.