Latest News

Astutik dan Miskiana Rela Berpanas-Panas Membuat Bubur Asyura Demi Berkah Kanjeng Sunan Kudus

SEPUTARKUDUS.COM, MENARA – Perempuan berkerudung ungu terlihat duduk sambil membolak-balik adonan di atas kuali. Sambil menunggu adonan matang, dia menyiapkan adonan lain yang ditaruhnya di atas daun pisang. Sesekali perempuan tersebut mengusap peluh yang keluar dari mukanya. Perempuan bernama Puji Astutik (50) tersebut, sedang memasak puntulan, pelengkap bubur Asyura yang akan dibagikan Pantia Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus, Senin (10/10/2016).
buka luwur sunan kudus
Miskiana (kanan) sedang mengaduk-aduk olahan Bubur Ashura. Foto-foto: Imam Arwindra



Perempuan tersebut bernama Puji Astutik (50), dia mengaku sebagai perewang untuk membuat Bubur Asyura dalam kegiatan Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus tahun ini. Dia bertugas membuat puntulan untuk pelengkap bubur Asyuro. Walau terasa dapur terasa panas, dia mengaku senang ikut andil dalam pembuatan Bubur Asyura. 

“Ya panas, tapi tidak apa-apa. Semoga mendapatkan berkah dari Mbah Sunan Kudus,” ungkapnya saat ditemui Komplek Makam Sunan Kudus.

Dia mengaku tidak dibayar panitia. Menurutnya, bisa ikut membantu kegitan Buka Luwur merupakan keberuntungan. Astutik sudah empat kali menjadi perewang dalam kegiatan tahunan tersebut. “Banyak yang ingin menjadi perewang, tapi tidak semuanya bisa. Saya bersyukur bisa ikut membantu selama empat tahun (empat kali) terakhir,” terang warga Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kudus.
buka luwur sunan kudus
Puji Astutik sedang menggoreng Puntulan untuk pelengkap Bubur Ashura.

Senada dengan Astutik, Miskiana (45), yang bertugas membuat adonan bubur mengaku tidak masalah jika harus kepanasan saat mengolah adonan. Dia harus mengaduk adonan selama empat jam di depan kuali supaya hingga bubur. 

“Setiap adonannya butuh empat jam. Rencana selesai paling ya malam,” ungkapnya yang duduk dibelakang Puji Astutik.

Miskiana mengaku rela berpanas-panasan karena ingin mendapatkan berkah dari Sunan Kudus. Dia mengaku sudah tujuh kali menjadi perewang dalam kegiatan Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus. Menurutnya, untuk menjadi perewang tidak sembarang orang bisa. 

“Saya senang bisa ikut berpartisipasi. Walau tidak dibayar tidak apa-apa. Semoga mendapatkan berkah dari Sunan Kudus,” ungkap Miskiana yang saat itu mengenakan krudung hitam.

Bersama dua orang temannya, dia mengaduk Bubur Asyura yang akan dibagikan masyarakat. Menurutnya, pembagian Bubur Asyura juga menjadi pertanda akan berlangsungnya kegiatan Buka Luwur dan pembagian Nasi Jangkrik. 

“Kalau hari ini Bubur Asyura, berarti besok (hari ini) Buka Luwur dan pembagian Sega Jangkrik (Nasi Jangkrik),” tambahnya.
bubur ashura menara kudus
Bubur Ashura Menara Kudus.

Deni Nur Hakim, Humas Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) menuturkan, ada sekitar 1.000 porsi lebih Bubur Asyura yang dibuat. Menurutnya, Bubur tersebut dibagikan kepada masyarakat sekitar Menara Kudus dalam tiga tahap.

Dia menjelaskan, sistem pembagiannya tidak menggunakan antrean. Panitia akan langsung mengantar ke rumah-rumah warga sekitar Menara Kudus. “Sejak dulu untuk pembagian Bubur Asyura tidak menggunakan antrean. Panitia akan langsung mengirim ke rumah-rumah,” terangnya.