Latest News

Berawal Hobi Sejak Kecil, Alumni MA Qudsiyah Ini Beranikan Diri Buka Usaha Pembuatan Pigura dan Kaligrafi

SEPUTARKUDUS.COM, TANJUNGKARANG – Di tepi barat Jalan Sentot Prawirodirjo, Kudus, terlihat sebuah toko berornamen kubah warna hijau berbahan galvalum. Di dalam toko itu, seorang pria berkaos hitam tanpa lengan, tampak memotong potongan pigura di atas meja. Pria itu yakni Ahmad Sururi (35), perajin pigura dan kaligrafi sekaligus pemilik Anugrah Pigura. 
kerajinan pigura dan kaligrafi di kudus
Sururi sedang mengerjakan pigura pesanan dari pelanggannya. Foto: Sutopo Ahmad


Sembari mengerjakan sejumlah pesanan dari pelanggan, Sururi begitu akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com tentang usaha pigura milkinya. Dia mengatakan, memulai usaha sejak masih duduk di kelas satu Madrasah Aliyah (MA) Qudsiyah Kudus.

"Usaha pembuatan pigura dan kaligrafi ini sudah saya tekuni selama 15 tahun, sejak tahun 2001. Saat itu saya masih sekolah MA Qudsiyah. Sejak kecil saya memang hobi dengan dunia seni kaligrafi," ujar Sururi.

Dia menceritakan, saat masih tinggal di Desa Undaan Lor Gang 19, dia sering mendapat pesanan dari tetangga untuk dibuatkan kaligrafi dan tulisan nama kelahiran anak. Waktu itu, Sururi masih duduk di kelas satu MA Qudsiyah. 



"Karena hobi saya membuat seni kaligrafi, saya mulai memberanikan diri untuk membuka usaha yang saya beri nama Anugrah Pigura,” ungkap warga Desa Tanjungkarang RT 1 RW 4, Kecamatan Jati, Kudus.

Pria lulusan MA Qudsiyah pada tahun 2003 ini menceritakan, dalam memasarkan kerajinan yang dia buat, dirinya selalu mengutamakan kualitas, harga dan pelayanan. Menurutnya, agar mampu bersaing di pasaran, pihaknya memberikan harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. “Pelayanan, harga maupun kualitas memang menjadi prioritas bagi saya untuk bisa bersaing,” terangnya.

Menurutnya, selain membuat pigura, dia juga bisa membuat kaligrafi, lukisan kanvas, mahar pernikahan, kubah, dan ornamen kaligrafi masjid. Untuk penjualan, dia hanya menunggu sejumlah pembeli yang datang ke toko miliknya. “Alhamdulilah, kerajinan yang saya buat sampai saat ini sudah sampai ke luar Jawa,” imbuhnya.

Sururi menambahkan, bahan yang dia guanakan bermacam-macam jenis. Di antaranya bahan fiber, styrofoam, kuningan, ukiran kayu dan ada pula bahan alumunium foil. Untuk harga, tergantung bahan yang digunakan, ukuran, sekaligus tingkat kesulitan dalam pembuatan. Menurutnya, dia mendapatkan sejumlah bahan dari Demak. Sedangkan untuk lukisan kanvas dia pesan dari Bandung dan dia kasih pigura.

“Saya buka mulai pukul 8.00 WIB hingga pukul 5.00 WIB, kadang bisa sampai pukul 20.00 WIB. Untuk harga yang saya jual di toko, paling mahal seharga Rp 2 juta, berbentuk ukiran kapal yang terbuat dari kayu," ujarnya.

Dia menambahkan, biasanya, pada Ramdan dan Rajab selalu ramai pelanggan datang. Pada bulan tersebut banyak pesanan untuk digunakan mahar pernikahan maupun lukis nama kelahiran anak.