SEPUTARKUDUS.COM, KALIPUTU - Cahaya obor terlihat di Jalan Sunan Muria, Jumat (21/10/2016) malam. Obor tersebut dibawa sejumlah rombongan menuju Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, pada acara Napak Tilas Peringatan Hari Santri. Pada acara yang diselengarakan Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kudus tersebut, ikut pula rombongan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kudus, satu di antaranya Lia Fiaturrahmah. Meski lelah dirinya tetap semangat mengikuti acara hingga tengah malam.
Saat berjalan beriringan, terdengar lantunan lagu Yalal Wathan karya KH Wahab Hasbullah. Para peserta, termasuk Lia, masih tampak bersemangat menyanyikan lagu tersebut, meski waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB.
Lia membawa obor pada peringatan Hari Santri di Kudus. Foto-foto: Imam Arwindra |
Saat berjalan beriringan, terdengar lantunan lagu Yalal Wathan karya KH Wahab Hasbullah. Para peserta, termasuk Lia, masih tampak bersemangat menyanyikan lagu tersebut, meski waktu sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB.
Kepada Seputarkudus.com, perempuan berkerudung hitam itu mengaku masih sanggup
berjalan, meski kakinya sudah gemetar karena capek. Menurutnya, letih yang dia rasakan belum seberapa jika dibanding dengan perjuangan para santri terdahulu yang
berjuang untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia. “Tidak apa-apa masih kuat,”
ungkapnya sambil memijat-mijat pergelangan kakinya.
Lia beserta peserta yang lain mulai berjalan dari Lapangan Merdeka, tak jauh dari Gedung Nahdlatul Ulama (NU) menuju
ke Menara Kudus. “Tadi mulai dari Gedung NU menuju ke Taman Makam Pahlawan
Kaliputu. Setelah ini menuju ke Menara melalui Alun-alun Kudus,” jelas mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) Jurusan Akuntansi tersebut.
Dia merasa letih karena sebelum acara belum
makan. Dia mengaku tidak tahu jalur yang dilewati ternyata tak dejat. Namun karena
banyak minuman air putih, membuatnya bisa bertahan mengikuti
hingga akhir. Dikatakan Lia, kegiatan peringatan Hari Santri 22 Oktober kali ini lebih meriah ketimbang tahun lalu. Selain bisa mengikuti
peringatan, dirinya tahu makam pahlawan di Kudus dari
kalangan santri.
“Setelah acara ini langsung pulang dan tidur, karena paginya ikut apel Hari Santri di Alun-alun Kudus,” tambahnya.
“Setelah acara ini langsung pulang dan tidur, karena paginya ikut apel Hari Santri di Alun-alun Kudus,” tambahnya.
Ketua GP Ansor Kudus Sarmanto Hasyim menuturkan,
kegiatan Napak Tilas Peringatan Hari Santri diikuti 678 peserta dari
banom-banom Nahdlatul Ulama (NU) di Kudus. Menurutnya, Napak Tilas ini guna
memperkenalkan pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia dari kalangan santri.
Dia memberitahukan, simbol tokoh pejuang santri yakni KHR. Asnawi. “Nanti kita akan berdoa di makam pahlawan dan di Menara (Kudus),” tuturnya.
Dia memberitahukan, simbol tokoh pejuang santri yakni KHR. Asnawi. “Nanti kita akan berdoa di makam pahlawan dan di Menara (Kudus),” tuturnya.
Selain itu dia mengajak para santri-santi selalu semangat
Resolusi Jihad NU untuk menjaga kedaulatan NKRI. Dia menuturkan, wajib hukumnya
kader-kader NU untuk menjaga pancasila dan NKRI. Selanjutnya, santri-santri
harus menjadi garda terdepan untuk melawan segala upaya yang berpotensi merong-rong
NKRI. “Kami konsisten pertahankan NKRI,”
tambahnya.