SEPUTARKUDUS.COM, KALIPUTU – Para petugas keamanan terlihat berjaga di dekat gunungan jenang di atas pikap. Gunungan tersebut akan dikirab di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota,
Kudus, pada Kirab Tebokan, Minggu (2/10/2016). Jenang tersebut akan dikirab warga yang mengenakan kostum beraneka bentuk. Satu di antaranya, seroang anak yang berkostum pocong.
Peserta kirab jenang pada tradisi Tebokan Desa Kaliputu, Kota, Kudus. Foto: Imam Arwindra |
Anak berkostum pocong itu cukup menyita perhatian penonton yang memadati tepi Jalan Sosrokartono. Anak tersebut duduk di atas kotak yang diletakkan kendaraan roda tiga. Tubuh berbalut kain putih lusuh, dengan make up mata hitam dan bibir merah, semakin membuat bocah tersebut terlihat menyeramkan.
Muhammad Arzaqi (11), satu dari ratusan pengunjung yang datang pada tradisi Tebokan, mengaku sangat tertarik dengan kirab yang diselenggarakan. Satu hal yang membuat perhatiannya tersita, yakni peserta kirab yang mengenakan kostum pocong. Selain tertarik dengan kostum peserta kirab, dirinya berharap mendapat jenang yang tertata di atas gunungan.
Setelah peserta kirab sampai di depan Bali Desa Kaliputu, gunungan jenang didoakan. Belum selesai doa dibacakan, puluhan orang yang hadir menyerbu gunungan jenang di atas pikap. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun tampak ikut berdesakan untuk mendapatkan jenang yang terbungkus plastik.
Arzaqi yang juga ikut berebut gunungan jenang, mengaku mendapatkan lima bungkus. Menurutnya, untuk mendapatkan jenang dia harus berdesak-desak dengan orang dewasa. “Hanya dapat lima (jenang). Tapi tidak apa-apa, yang penting dapat,” tuturnya sambil menikmati jenang yang didapatkannya.
Dia rela ikut berebut jenang bukan karena mencari keberkahan, melainkan ingin
merasakan enaknya jenang. Menurutnya, jenang yang dibuat di Kaliputu rasanya
enak. “Rasa jenangnya enak. Itu masih ada satu gunungan di panggung utama.
Nanti ikut rebutan lagi,” ungkapnya yang masih sekolah di SDN 2 Rendeng.
Kepala Desa Kaliputu Suyadi mengungkapkan, Kirab Tebokan
yang diselenggarakan setiap tanggal 1 Muharram tersebut diselenggarakan sejak 2009. Menurutnya, kirab diselenggarakan sebagai ungkapan
syukur para produsen jenang di Kaliputu karena rezeki yang
melimpah.
“Kegiatan ini ungkapan syukur masyarakat Kaliputu atas kenikmatan yang diberikan, terutama para pengusaha jenang,” ungkapnya saat ditemui di kantor Kepala Desa sebelum kegiatan dimulai.
“Kegiatan ini ungkapan syukur masyarakat Kaliputu atas kenikmatan yang diberikan, terutama para pengusaha jenang,” ungkapnya saat ditemui di kantor Kepala Desa sebelum kegiatan dimulai.
Dia menjelaskan, hampir keseluruhan masyarakat di Desa
Kaliputu menekuni usaha pembuatan jenang. Menurutnya, Desa Kaliputu memang
cikal bakal adanya industri jenang dari beberapa versi cerita yang ada. Sampai,
ada rumor mengatakan, membuat jenang selain orang asli atau ada garis
keturunan dari Kaliputu tidak akan enak.
“Di Kaliputu terdapat 38 home industry dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang bergerak dalam pembuatan jenang,”
jelasnya.
Kepala Desa Kaliputu, Suyadi |
Dia menjelaskan, dalam kegiatan Kirab Tebokan yang diselenggarakannya,
terdapat sekitar 30 kelompok yang ikut meramaikan kegiatan di awal tahun
Hijriyyah tersebut. Selain perwakilan 18 RT dan tiga RW, ada beberapa instransi
sekolah.
Menurutnya, acara Kirab Tebokan juga menampilakan tari jenang yang dibuat sendiri oleh warganya. “Nanti kirab mulai dari Jalan Sostrokartono setelah itu memutar ke arah Bacin dan berakhir di halaman Balai Desa Desa Kaliputu,” jelasnya.
Menurutnya, acara Kirab Tebokan juga menampilakan tari jenang yang dibuat sendiri oleh warganya. “Nanti kirab mulai dari Jalan Sostrokartono setelah itu memutar ke arah Bacin dan berakhir di halaman Balai Desa Desa Kaliputu,” jelasnya.