Penjual buah di Kudus. Foto: Ahmad Rosyidi |
Menurutnya, menurut para pembeli jambu biji merah di lapaknya, buah tersebut digunakan untuk menaikkan trombosit. Oleh karena itu, dirinya banyak menyetok buah tersebut karena saat ini permintaan sedang tinggi.
Dia mengatakan, jambu biji merah dia beli dari sales buah langganannya. Setiap dua hari sekali, Solikah mengaku membeli dari sales buah karena stok miliknya habis.
“Setiap dua hari sekali saya didatangi sales buah langganan saya. Dan akhir-akhir ini saya lebih memperbanyak stok buah jambu biji merah karena sering dicari pembeli. Katanya untuk menaikan trombosit,” ungkapnya pada seputarkudus.com, belum lama ini.
Penjual buah yang tinggal di Desa Loram, Kecamatan Jati, mengaku telah lebih dari 10 tahun berjualan buah. Dirinya sudah dua kali pindah tempat karena sewa tempatnya habis. “Saya sudah 10 tahun berjualan buah. Di sini enam tahun, dan tempat lain sekitar empat tahun,” tuturnya.
Solikah menjelaskan, ada 15 lebih jenis buah yang dia jual di lapaknya. Selain jambu biji merah, dia juga menjual beraneka buah impor. Di antaranya apel, pir, jeruk, anggur, dan kelengkeng, yang banyak diminati pembeli.
Dia merinci, harga buah yang paling murah yakni jambu biji yang dia jual seharga Rp 8 ribu per kilogram. Sedangkan yang paling mahal harga buah anggur merah, Rp 65 ribu per kilogram.
Selain menjual buah, Solikah juga melayani pesanan parsel dengan harga kisaran Rp 75 ribu hingga lebih dari Rp 100 ribu. Di toko buahnya itu dia dibantu satu karyawan.
Ibu satu anak ini mengungkapkan, omzet penjualan buah sekitar Rp 1 juta per harinya. “Kalau keuntungannya saya kurang tau pasti, tapi omzet perhari sekitar Rp 1 juta,” tambahnya.