SEPUTARKUDUS.COM, TERBAN – Tanduk rusa tanduk berwarna kekuningan dengan retakan-retakan, terlihat di antara tulang-tulang besar tergeletak di lantai ruangan. Sepintas tanduk itu tak berbeda dengan tanduk rusa yang dipajang di dinding rumah. Namun, siapa sangka, tanduk itu berumur ribubuan tahun. Tanduk itu merupakan fosil koleksi Museum Situs Patiayam yang baru ditemukan beberapa hari lalu.
Kepada Seputarkudus.com, Jamin (43), Pengelola Museum Situs Patiayam, fosil itu ditemukan Senin (17/10/2016). Fosil tanduk rusa ditemukan warga Warga Dukuh Asem Doyong, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Supri, saat mencangkul di lahan jagung.
Fosil tanduk rusa koleksi terbaru Museum Situs Patiayam, Kudus. Foto: Imam Arwindra |
Kepada Seputarkudus.com, Jamin (43), Pengelola Museum Situs Patiayam, fosil itu ditemukan Senin (17/10/2016). Fosil tanduk rusa ditemukan warga Warga Dukuh Asem Doyong, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Supri, saat mencangkul di lahan jagung.
“Saat musim hujan air mengikis tanah. Saat Pak Supri mencangkul lahannya tiba-tiba menemukan tanduk rusa,” ungkap Jamin saat ditemui di Museum Situs Patiayam Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus, Rabu (19/10/2016).
Setelah menemukan fosil tersebut, kata Jamin, kemudian dibawa kerumah oleh Supri dan menghubungi pihak Museum Situs Patiayam.
Jamin mengungkapkan, tanduk rusa tersebut diambilnya hari Selasa (18/10/2016). Setelah itu, pihaknya mengkonserfasi fosil tersebut.
“Ini sedang kami konserfasi. Untuk yang terpisah direkatkan dengan lem, gypsum atau pasir. Selanjutnya, juga dilapisi dengan cairan kimia supaya kulit luarnya awet,” jelas Jamin yang pada hari itu mengenakan baju batik ungu putih.
“Ini sedang kami konserfasi. Untuk yang terpisah direkatkan dengan lem, gypsum atau pasir. Selanjutnya, juga dilapisi dengan cairan kimia supaya kulit luarnya awet,” jelas Jamin yang pada hari itu mengenakan baju batik ungu putih.
Jamin menjelaskan, rusa saat ini dan
zaman purba memiliki ukuran tubuh yang sama. Tidak sertamerta karena zaman purba, memiliki bentuk tanduk yang lebih
besar. Diberitahukan, sebelum tanduk rusa ditemukan, warga juga menemukan kaki
gajah purba dan beberapa pigmen gigi manusia. Jamin belum bisa memastikan jenis
kaki gajah apa dari hasil penemuannya, begitu juga dengan jenis manusia.
Fosil tersebut, katanya, akan diketahui setelah ada peneliti dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Sragen datang meneliti. “Belum tahun jenis gajahnya apa. Yang sudah ditemukan di (Pegunungan) Patiayam yakni jenis gajah Stegodon dan Elephas,” tuturnya.
Dia mengakui, banyak fosil yang ditemukan masyarakat di Pegunungan Patiayam secara tidak sengaja. Menurutnya, ketika ada masyarakat yang menemukan fosil pasti akan dilaporkan ke Museum Situs Patiayam untuk disimpan. Bagi penemu fosil, saat ini ada tali asih berupa uang yang akan diberikan, sesuai keunikan dan kelangkaan fosil.
Fosil tersebut, katanya, akan diketahui setelah ada peneliti dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Sragen datang meneliti. “Belum tahun jenis gajahnya apa. Yang sudah ditemukan di (Pegunungan) Patiayam yakni jenis gajah Stegodon dan Elephas,” tuturnya.
Dia mengakui, banyak fosil yang ditemukan masyarakat di Pegunungan Patiayam secara tidak sengaja. Menurutnya, ketika ada masyarakat yang menemukan fosil pasti akan dilaporkan ke Museum Situs Patiayam untuk disimpan. Bagi penemu fosil, saat ini ada tali asih berupa uang yang akan diberikan, sesuai keunikan dan kelangkaan fosil.
“Contoh untuk satu kaki gajah yang baru ditemukan ini, mendapatkan tali asih sebesar Rp 800 ribu,” ungkapnya sambil menunjuk fosil kaki gajah yang sedang di gypsum.