SEPUTARKUDUS.COM, DEMAAN - Di tepi jalan Masjid Agung Kudus, tepatnya di Desa Demaan, Kecamatan Kota, terlihat bangunan berpintu rolling door. Di dalam bangunan itu tampak beberapa orang sedang menikmati hidangan di meja yang sudah disediakan. Bangunan berwarna-warni tersebut merupakan rumah makan Kudus Fried Chicken. Nama itu dipilih, agar singkatanya mirip dengan merk makanan cepat saji asal Amerika Serikat yang sudah sangat dikenal.
Cahyadi Priyo Pramono, Pemilik KFC. Foto: Rabu Sipan |
Cahyadi Priyo Pramono (39), adalah pemilik rumah makan tersebut. Kepada Seputarkudus.com dia sudi berbagi kisah. Sepekan sebelum rumah makan miliknya dibuka, dia menaruh neon boks besar pada dinding depan bertuliskan Kudus Fried Chicken. Maksudnya agar siapa saja yang melintas di depan bangunan melihat jelas akan dibuka rumah makan dengan menu ayam goreng.
“Meskipun belum buka, aku sengaja memasangi neon boks besar agar semua orang yang lewat melihat tahu, sebentar lagi akan dibuka rumah makan ayam goreng crispy. Sebagian orang justru ada yang mengira tempatku akan dibuka rumah makan cepat saji yang berasal dari Amerika. Bahkan beberapa siswa SD dan SMP yang melintas bicara, 'asyik sebentar lagi ada KFC'," kata pria yang biasa disapa Cahyadi.
Pria lulusan STIE Jogjakarta tersebut mengisahkan awal dia membuka rumah makan Kudus Fried Chicken pada 2007 silam. Dia membuka usaha itu karena rekomendasi saudaranya yang pernah kerja di rumah makan yang serupa di luar kota. Karena saudaranya tersebut berani mencarikan beberapa orang yang sudah ahli menggoreng ayam crispy, akhirnya dia menyetujui membuka usaha yang diberi nama Kudus Fried Chicken.
“Pada waktu itu Kentucky Fried Chicken yang berada di lantai dasar Ramayana Kudus belum ada, karena baru dibuka sekitar tahun 2008. Karena nyaris tidak adanya saingan serta letaknya yang setrategis dan harganya yang terjangkau pada waktu itu, Kudus Fried Chicken langsung banyak dikenal warga sekitar," kata pria yang akrab disapa Cahyadi kepada Seputarkudus.com.
Di tahun awal pembukaan rumah makan, pria yang belum dikaruniai anak tersebut mengaku mematok harga sama pada semua menu yakni Rp 5 ribu. Seiring berjalannya waktu, harga tersebut berangsur naik. Sambil membaca buku menu Cahyadi pun merinci menu yang dijual di rumah makan miliknya dengan harga sekarang.
“Selain dijual terpisah menu rumah makan Kudus Fried Chicken juga dijual sepaket. Di antaranya paket satu, nasi dan paha ayam, teh harganya Rp 11 ribu. Sedangkan nasi dan selain paha ayam plus teh harganya Rp 12 ribu. Untuk burger dan teh ditarif Rp 10 ribu, spagheti plus teh harganya Rp 9 ribu, sedangkan untuk pizza dan teh plus chicken steak plus teh, masing-masing harganya Rp 8 ribu dan Rp 15 ribu," kata Cahyadi.
Cahyadi mengatakan rumah makan miliknya buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga 21.00 WIB. Dia memiliki tujuh karyawan yang waktu kerjanya dibagi menjadi dua sift. Dan diapun meyakinkan para pelangganya selain harganya lebih murah, ayam goreng crispy miliknya mempunyai rasa yang sebanding dengan ayam goreng crispy dari luar negeri yang sudah terkenal.
“Alhamdulillah sejak dibuka usahaku tersebut tiap harinya tidak pernah sepi pembeli, apalagi bila hari Sabtu dan Minggu pasti mengalami peningkatan penjualan. Dan sekarang lokasinya juga sudah aku perluas agar para pelanggan yang singgah untuk makan di Kudus Fried Chicken merasa nyaman, “ ujarnya