Latest News

Arif Sering Ajak Kedua Anaknya ke E-Book-E, Toko yang Khusus Menjual Buku-Buku Bekas

SEPUTARKUDUS.COM, MLATI KIDUL – Dua orang anak laki-laki dan perempuan tampak memilah-milah buku yang ditata dalam rak toko di Jalan Patimura, Kelurahan Wergu Wetan, Kecamatan Kota, Kudus. Mereka juga memilah beberapa tumpukan buku yang diletakkan di atas lantai. Toko tersebut menyediakan buku-buku bekas, terlihat dari koleksinya yang tak bersegel dengan kertas yang telah menguning.
toko buku bekas di kudus
Arif, bersama kedua anaknya mencari buku cerita bergambar di toko buku bekas di Kudus. Foto: Imam Arwindra



Kepada Seputarkudus.com, Arif Muhammad Nasir, ayah kedua anak tersebut, mengatakan, dirinya sering mengajak kedua anaknya datang ke toko E-Book-E, yang khusus menyediakan buku-buku bekas di Kudus. Biasanya, dia mencari buku cerita bergambar. Menurutnya, walau menyediakan buku bekas, pilihan jenis buku pada toko tersebut dinilai cukup lengkap. 

“Semua jenis buku kelihatannya ada. Saya sering ke sini mengajak kedua anak saya. Saya ingin mereka hobi membaca sejak kecil,” ujar Arif saat bertemui di toko buku E-Book-E Kudus belum lama ini.

Arif yang datang bersama anaknya, Fahri (6) dan Nisa Tara (8), menuturkan, membiasakan anak untuk membaca sejak dini sangat penting. Menurutnya, dengan terbiasa membaca buku sejak dini akan membantu perkembangan keduanya. 

“Kalau di sini (E-Book-E) selain lengkap, harganya tentu lebih murah karena buku bekas. Buku bekas tidak apa-apa, yang paling penting kan isinya,” tutur pengajar di SMK Bhakti Kudus.

Karyawan E-Book-E, Krisdrajat menuturkan, toko buku tempat dirinya bekerja menyediakan puluhan ribu buku bekas. Buku-buku tersebut di antaranya tentang novel, komik, kesehatan, komputer, motivasi, majalah anak, ensiklopedia, sejarah, agama, dan lain sebagainya. 

“Buku atau majalah kuno sebelum tahun 1960 juga banyak. Biasanya yang cari kolektor atau orang-orang tertentu saja,” tuturnya.

Jual buku, majalah, dan kora langka 

Dia menjelaskan, harga buku yang dijual lebih murah dari pada buku baru. Menurutnya, jika di toko-toko buku umumnya menjual buku sekitar Rp 40 ribu, dirinya paling hanya menjual dengan harga Rp 10 ribu. Namun khusus buku-buku keluaran lama dan langka biasanya tidak dijual. Kalaupun dijual harganya dibanderol mahal. 


“Pernah kami punya koran cetakan dua tahun setelah Indonesia merdeka (tahun 1947). Jumlahnya ada enam lembar. Kertasnya sudah berwarna kuning dengan tata bahasa ejaan lama. Ketika saya tanya mas Erik (pemilik toko buku E-Book-E) dijual dengan harga kalau tidak salah Rp 100 ribu, eh langsung dibeli,” ceritanya sambil duduk di teras toko.

Menurutnya, untuk buku-buku cetakan lama dan langka dia tidak langsung mengiyakan untuk menjual. Karena pemilik toko buku juga seorang kolektor buku langka. Dia menuturkan, untuk buku-buku langka dia taruh pada rak bagian atas. Selebihnya, dia boleh langsung menjual.

Krisdrajat menuturkan, toko buku E-Book-E buka hanya pada hari Sabtu dan Minggu. Menurutnya, yang datang ke toko dirinya bekerja dari semua kalangan. Mereka ada yang sekadar membaca atau hanya mencari refrensi literatur saja. 

“Biasanya juga ada ibu-ibu yang mencari novel keluaran saat dia masih muda. Belinya langsung 10 seri. Katanya sih untuk mengenang masa mudanya,” terangnya.