Latest News

Muslim Tionghoa Ini Lebih Memilih Berkurban Kerbau Ketimbang Sapi, Karena Ikut Dawuh Sunan Kudus

SEPUTARKUDUS.COM, KALIWUNGU – Rumah ini terletak di Jalan Kudus Jepara Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Bangunannya sebagian besar berwarna oranye. Rumah megah ini menjadi tempat tinggal Peter M Faruq, Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kudus. Pada Idul Adha tahun ini, dia memilih berkurban kerbau ketimbang sapi untuk mengikuti dawuh Sunan Kudus. 
ketua PITTI Kudus
Ketua PITTI Kudus, Peter M Faruq. Foto: Imam Arwindra
Kepada Seputarkudus.com, dia mengatakan, menyembelih sapi bukan budaya orang Kudus. Sejak dulu, masyarakat lebih memilih menyembelih kerbau, termasuk saat Idul Adha. Pada awal menyebarkan Islam di Kudus, Syekh Ja'far Shodiq melarang pemeluk Islam menyembelih sapi, untuk menghormati pemeluk Hindu. 

“Menurut sejarah seperti itu dan membudaya hingga saat ini. Karena ini memiliki nilai toleransi, saya mengikuti dawuh Sunan Kudus,” tuturnya, Minggu (11/9/2016).

Selain karena alasan tersebut, Faruq, begitu dirinya disapa, berkurban kerbau karena menghormati guru Sunan Kudus, yakni Kiai Telingsing sebelum masuk Islam.

Idul Adha tahun ini, Faruq berkurban satu ekor kerbau dengan bobot satu kwintal lebih yang diserahkan ke masjid tak jauh dari rumahnya. Menurutnya, kerbau tersebut dibelinya dengan harga Rp 18 juta. “Harganya Rp 18 juta. Saya pasrahkan di masjid. Bobotnya satu kwintal lebih,” tuturnya.

Faruq memberitahukan, pada Lebaran Haji tahun ini anggota PITI Kudus tidak menyelenggarakan kegiatan. Menurutnya, ada lebih dari 500 anggota PITI yang tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus. Mereka warga etnis Tionghoa yang menjadi mualaf. Namun, tiga tahun ini organisasi yang dipimpinnya kurang terlalu aktif. 

"Di Kudus anggota PITI banyak, bisa mencapai 500 orang. Namun yang aktif sedikit. Bisa dihitung pakai jari,” tuturnya.

Dia berpesan, pada momen Hari Raya Idul Adha ini masyarakat Kudus yang merasa mampu agar berbagi dengan sesama yang tidak mampu. Selain itu, walau berbeda golongan, menanamkan kebersamaan bagi sesama merupakan hal yang sangat penting. 

"Jangan ada pemisah karena beda agama, ras dan golongan. Kita semua orang Indonesia,” tambahnya.