Penjual es cincau di Jalan Sosrokartono. Foto: Sutopo Ahmad |
Kepada Seputarkudus.com, Ridan begitu akrab disapa, menceritakan,
Setahun sekali dia menyempatkan diri untuk pulang kampung bertemu kedua orang tua. Dia membawa uang hasil kerja ke kampung halaman.
“Pulang ke Tasikmalaya setahun hanya sekali. Saya membawa uang kurang lebih Rp 10 juta hasil kerja selama setahun. Sebagian saya berikan kepada kedua orang tua dan sisanya saya buat menabung,” ungkap Ridan yang mengaku berjualan es cincau di Kudus bersama adik kembarannya.
dia ke Kudus berjualan es cincau bersama enam orang temannya, yang semua berasal dari Tasikmalaya. Menurutnya, jauh-jauh mengadu nasib berjualan es cincau di Kudus, dia ingin mencari pengalaman. “Ya hanya ingin mencari pengalaman saja,” terangnya waktu dijumpai pada saat berjualan di tepi jalan Desa Barongan, belum lama ini.
Ridan mengungkapkan, di Kudus ada tujuh cabang penjual es cincau. Es cincau yang dia jual bukan milik dirinya, melainkan milik bosnya yang juga dari Tasikmalaya. Dia bersama enam orang temannya hanya menjualkan es cincau setiap hari, mulai dari pukul 9.00 WIB hingga pukul 15.00 WIb.
Menurutnya, dari hasil berjualan es cincau, dirinya diberi upah Rp 200 ribu tiap pekan. Jika memiliki cukup modal, dia mengaku akan membuka sendiri usaha berjualan es cincau. Menurutnya, untuk membeli satu buah gerobak, dibutuhkan uang sekitar Rp 3,5 juta, dan bahan sekitar Rp 500 ribu. “Biaya Rp 4 juta saya rasa cukup, untuk memulai usaha berjualan es cincau,” ungkapnya.
Dia menambahkan, saat ini dia tinggal bersama temannya di kontrakan. Tempatnya di Desa Mlati Lor, Gang Budan RT 02 RW 05 Kecamatan Kota, Kudus. Di kontraan itu, mulai pukul 4.00 WIB hingga Pukul 08.00 WIB, dia bersama temannya membuat es cincau untuk diperjual belikan. Sejumlah bahan yang diperoleh di kirimkan oleh bosnya, dia memperoleh sejumlah daun cincau dari Ungaran, Semarang.
“Untuk membuat es cincau hijau, bahan bakunya berupa santan, gula merah dan daun cincau yang direbus hingga daunnya layu. Setelah itu, daun cincau di peras dan airnya disaring dalam sebuah wadah hingga mengendap seperti agar agar (Jeli),” tambahnya.