Latest News

Musim Kemarau Ini, Tempat Produksi Bis Beton Riski Barokah Kewalahan Layani Permintaan

SEPUTARKUDUS.COM, DERSALAM - Bis beton, paving, semen dan pasir memenuhi tanah lapang di timur Jalan UMK, Desa Dersalam, Bae, Kudus. Tempat produksi barang berbahan beton bernama Riski Barokah itu, biasa digunakan untuk sumur, pembuangan air, septieng dan sarana lainnya. Pada musim kemarau ini permintaan barang produksi meningkat.
bis beton
Seorang pekerja membuat bis beton di Riski Barokah, Desa Dersalam, Bae. Foto: Ahmad Rosyidi




Kepada Seputarkudus.com, Joko Riyono (32), karyawan di Riski Barokah, mengungkapkan, meski Minggu libur, dirinya masih mengirim barang saat ada pemesan melalui handphone. Menurutnya, pada musim kemarau seperti ini, permintaan bis beton meningkat dibanding musim hujan.

"Kalau musim hujan yang banyak permintaan itu paving. Kalau musim kemarau seperti ini bis beton yang laku. Hampir setiap hari ada pembeli bis beton,” jelasnya.

Joko merinci, harga satu bis beton untuk sumur dijual seharga Rp 240.000. Sedangkan bis beton untuk sapiteng Rp 125.000. Bis beton untuk saluran air dijual seharga Rp 50.000. Untuk paving, per meter dijual seharga Rp 55.000. 

"Untuk membuat sumur tiap daerah berbeda-beda. Ada yang butuh tujuh bis beton, dan ada yang sampai 17 bis beton, tergantung daerah lokasi tempat pembuatan sumur," kata Joko.


Joko yang menjadi sopir, mengungkapkan, dirinya bekerja di sana sebagai sopir sudah 15 tahun. Dia merupakan karyawan generasi pertama yang masih bertahan. 

“Saya dan teman saya yang bagian membuat paving adalah karyawan generasi pertama. Hingga saat ini sudah sudah 15 tahun. Di sini ada empat karyawan, dan saya bagian sopir yang mengirim barang,” ungkapnya.

Tak lama kemudian, seorang kakek datang mengendarai motor matic ke lokasi itu. Sudarmo (70), nama kakek tersebut. Dia tak lain pemilik Riski Barokah. Darno, begitu dia akrab disapa, mengaku sudah 15 tahun membuka usaha produksi bis beton,  paving, dan beton untuk pembuangan air. Dia mengatakan, setiap hari karyawannya memproduksi tiga bis beton, dan paving sebanyak 300 hingga 400 biji. 

Darno, mengaku sebelumnya pernah menjadi sopir di tempat produksi bis beton. Kerena memiliki pengalaman di tempat kerjanya itu, dia memutuskan untuk membuka usaha sendiri.

“Semua belajar, termasuk saya pernah bekerja jadi sopir di tempat produksi bis beton. Di tempat saya bekerja saya mendapat ilmu. Sebenarnya saya tidak ikut-ikutan, karena saya memang sudah lama punya niatan untuk membuka usaha sendiri,” tutur Darno.