Latest News

Di Tangan Ali, Limbah Kayu Pabrik Bisa 'Disulap' Jadi Kerajinan Bernilai Puluhan Juta Rupiah

SEPUTARKUDUS, DEMAAN – Di Jalan Pangeran Puger, sejumlah kendaran tampak berlalu lalang melinta. Tidak jauh dari pertigaan yang menghubungkan Jalan Veteran dengan Jalan Pangeran Puger, terlihat di timur jalan ada spanduk warna biru tertulis Mya Trophy. Tempat itu dijadikan produksi tropi, piala, plakat dan sejenisnya. Bahan yang digunakan yakni limbah kayu dari pabrik-pabrik di Kudus.
jual piala dan plakat
Ali menunjukkan hasil kerajinan plakat dan piala miliknya. Foto: Sutopo Ahmad



Kepada Seputarkudus.com, M Ali Kumaidi (40) pemilik Mya Trophy, mengaku sudah lima tahun memulai usaha menjual berbagai aneka ragam trophi. Dia memulai usaha pembuatan piala dan plakat sejak 2011. Dia membuat berbagai bentuk plakat dan piala dari limbah kayu pabrik. Melihat banyaknya limbah kayu yang tidak digunakan, dia berfikir untuk membuat usaha dari bahan limbah tersebut.

“Awalnya dari saudara ipar, dia memberitahu saya ada limbah kayu yang tidak terpakai. Saya coba untuk membeli dan saya olah limbah itu menjadi kerajinan plakat,” ungkap Ali waktu dijumpai di toko miliknya, Desa Demaan, Kecamatan Kota, Kudus.

Pria satu anak ini menerangkan, dia mendapatkan limbah kayu tersebut dari perusahaan elektronik di Kudus, Polytron. Menurutnya, kayu tersebut jenis kayu Medium Density Board (MDF), limbah yang tidak terpakai dari hasil pembuatan salon aktif. 

“Kayu yang saya dapatkan berbentuk kotak persegi, dari perusahaan sudah seperti itu,  kurang lebih ukurannya 20x15 sentimeter. Sedangkan harga satu buah, kadang Rp 1.000, kadang bisa seharga Rp 1.500,” terangnya.

Menurutnya, dia hanya menunggu pembeli yang datang ke toko. Kata dia, pelanggan yang sering membeli dari Rembang, Demak, Jepara, Pati dan Kudus.  “Untuk kerajinan menara harganya Rp 100 ribu, piagam Rp 35 ribu, dari bahan marmer Rp. 50 ribu, mendali Rp 13 ribu dan untuk piala seharga Rp 25 ribu hingga Rp 450 ribu, tergantung ukuran,” ungkap Ali.

Dia mengatakan, toko miliknya mulai buka pada pukul 9.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Dalam sepekan, dia mengaku mampu membuat sekitar 100 hingga 200 plakat. Menurutnya, dia ramai mendapat pesanan pada bulan April hingga Agustus. 

“Bulan April, Mei, Juni, banyak pesanan plakat untuk wisuda sekolah, kampus maupun pondok. Untuk piala di bulan Agustus, karena di bulan ini banyak perlombaan digelar. Saat ramai pesanan, saya bisa mendapat untung hingga Rp 30 juta,” imbuhnya.