Penjual kursi dan meja bambu wulung di Jalan Patimura, Loram Wetan, Jati, Kudus. Foto: Sutopo Ahmad |
Dua orang tersebut bernama Sutris (38) dan Irkam (30), warga Purwokerto yang menjual kerajinan bambu tersebut. Sutris menjelaskan, dia bersama temannya berjualan kursi dan meja bambu di Kudus sudah 14 tahun, sejak tahun 2002. Menurutnya, ketika musim panen, dia dan temannya itu mampu menjual mebel bambu hingga 300 unit.
“Penjualannya tidak bisa ditentukan, terkadang barang habis terjual dalam satu bulan, terkadang bisa sampai dua bulan. Kalau musim panen padi, 300 unit bisa habis dalam waktu setengah bulan,” ungkap Sutris kepada Seputarkudus.com saat ditemui di tempat dia berjualan.
Menurut pria dua anak itu, saat musim panen, masyarakat banyak yang memiliki uang, sehingga penjualannya meningkat. Dia mengatakan tidak hanya menjual mebel bambu di tepi jalan tersebut. Dia juga berjualan keliling menggunakan gerobak. Setiap hari mampu menjual lima hingga sepuluh kursi berukuran panjang, sesuai dengan muatan gerobak. “Kalau sedang sepi, sehari hanya laku dua kursi,” terangnya.
Dia menjelaskan, harga satu set kursi dan meja dijual Rp 450 ribu, terdiri dari dua kursi dan satu meja. Kursi panjang buat berebag harganya Rp 150 ribu, kalau kursi untuk tiga orang harganya Rp 300 ribu,” katanya.
Menurutnya, kerajinan mebel bambu yang dia jual bukan miliknya sendiri, melainkan milik bosnya yang juga warga Purwokerto. Dia menuturkan, hampir semua warga di desanya menjual mebel bambu keliling. Mereka berjualan di lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Dari Sabang sampai Merauke pokoknya ada yang menjual produk ini. Mulai dari Palembang, Sumatera, Meranggen, Gorontalo, Banjarmasin, Samarinda, Semarang, Kalimantan, Jepara, Solo hingga Demak juga ada, semuanya tersebar di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Irkam, teman Sutris, menerangkan, kerajinan mebel yang dia jual menggunakan bahan bambu wulung. Menurutnya, dibandingkan dengan jenis bambu lain, bambu wulung jauh lebih bagus untuk dibuat kerajinan mebel.
“Sebenarnya bisa memakai jenis bambu lain, kalau memakai bambu wulung seninya kan terlihat lebih hidup. Meski terkena hujan bambu tidak mudah rusak,” ungkap irkam yang mengaku belum mempunyai istri dan anak.
Dia mengatakan, untuk memperindah bambu agar mengkilap, biasanya dia menggunakan vernis klir sebagai cat bambu. Menurutnya, selain didapatkan dari Purwokerto, bosnya biasanya membeli bambu wulung dari Cilacap, Kebumumen maupun Ciamis. Untuk kerajinan yang dia jual hanya berupa meja dan kursi. Setiap barang habis nantinya akan dikirimi lagi dari Purwokerto.