Latest News

Awal Menjalani Usaha Pembuatan Telur Asin, Alim Merasa Seperti Pengemis Karena Sering Ditolak Pemilik Toko

SEPUTARKUDUS.COM, KALIPUTU - Rumah sederhana di belakang Toko Pusat Jenang Menara, Jalan Sosrokartono, Kaliputu, Kota, Kudus, terlihat seorang pria sedang mengecek telur bebek. Dia adalah Nur Alim (52), pemilik usaha telur asin JE & JE. Awal menjalani usaha, dia merasa seperti pengemis karena sering ditolak saat menawarkan produknya ke toko-toko. Kini dia kewalahan melayani permintaan pelanggan. 
jual telur asin
Produsen telur asin di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Foto: Ahmad Rosyidi


Kepada Seputarkudus.com, Alim, begitu dia akrab disapa, mengaku kurang lebih sudah delapan tahun menekuni usaha pembuatan telur asin. Saat merintis usaha telur asin, Alim sempat merasa seperti pengemis yang ditolak-tolak saat menitipkan produk telur asinnya. 

"Dulu, dalam satu minggu saya hanya memproduksi 150 butir telur asin, dan diretur sekitar 50 butir. Awalnya saya sering rugi. Selama satu tahun baru mulai merasakan hasilnya,” jelas pria kelahiran Wonogiri itu.

Dalam sehari, kini Alim bisa memproduksi telur asin hingga 500 butir. Saat ini produknya disetor ke 50 toko yang ada di Kudus. Selain menyuplai toko, Alim juga bekerja sama dengan beberapa katering. “Saya sering kewalahan melayani pesanan. Ada yang bosan denga oleh-oleh jenang lalu memesan telur asin hasil produksi saya,” ujarnya.

Sebelum memulai usaha, dia sudah menyiapkan uang Rp 30 juta untuk makan bersama istrinya selama 3 tahun. Jadi dirinya memang sudah siap untuk tidak merasakan hasil usahanya selama satu atau dua tahun pertama.




Alim mengaku suka berwirausaha sejak masih muda. Bahkan dia pernah menolak permintaan orang tuanya untuk mendaftar pegawai negeri sipil (PNS). “Mending saya berjualan es atau bakso, bisa pakai celana pendek. Kalau diatur-atur bisa stres saya,” ungkapnya sambil menghisap kretek.

Dia menjelaskan, untuk berwirausaha harus bisa tekun, dan tidak mudah menyerah. Selain itu harus bisa fokus dan tidak berganti-ganti usaha. "Gagal atau tidak itu penilaian diri sendiri. Yang penting jangan mudah menyerah," tuturnya.

Alim menjelaskan, JE & JE berasal dari singkatan nama sapaan akrab dirinya dan istri, yakni Pak Jack, dan Jujuk. Dari dua panggilan itu, dia menggunakannya sebagai merek telur asin yang dibuatnya.

Dia mengklaim, telur asin buatannya bisa bertahan hingga 20 hari. Dia juga mengutamakan kualitas, dengan memilih telur bebek pilihan. “Saya hanya menerima pemasok telur yang bebeknya mengonsumsi keong. Telur yang dihasilkan bebek yang mengonsumsi keong memilki kandungan kalsium. Oleh karena itu, telur asin saya bisa bertahan hingga 20 hari,” ungkapnya.

Selain menggunakan telur pilihan, proses pengasinan yang baik, katanya, juga mempengaruhi rasa. Proses pengasinan yang dilakukan tidak boleh kurang dari 11 hari. Karena jika kurang dari itu rasa asin dan kematangan telurnya kurang.