Agus memoles velg usang menjadi kinclong di bengkel miliknya. Foto: Ahmad Rosidi |
Kepada Seputarkudus.com, Agus mengatakan, julukan itu didapat dari pelanggannya karena dianggap sangat piawai memoles velg. Bengkel miliknya yang berlokasi di samping Polsek Kota tersebut, katanya, tak pernah sepi pelanggan. Setiap hari dirinya didatangi pelanggan untuk merubah velg yang usang agar terlihat baru.
"Julukan itu (dokter velg) diberikan para pelanggan. Saya juga tidak tahu maksudnya, mungkin karena saya dianggap piawai merubah velg yang usang menjadi kinclong," ujar Agus saat ditemui di bengkel miliknya yang diberi nama Baruna Jaya Mandiri, beberapa waktu lalu.
Di bengkelnya tersebut, Agus melayani sejumlah permak velg. Di antaranya, cat velg, poles, senter, las, dan sawur. Selain itu, dia juga melayani jasa salon mobil luar dalam, tukar tambah velg, tukar tambah ban, tambal ban tubles dan menyediakan ban baru dan bekas.
Untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, Agus mengaku memberikan pelayanan yang cepat. Itu dilakukan agar pelanggannya tak terlalu menunggu lama untuk bisa mengunakan velg yang diinginkan. Dia mangaku membuka bengkelnya setiap hari, kecuali Minggu.
“Saya mengutamakan kepuasan pelanggan, pelanggan pasti senang kalau dilayani secara cepat. Misalnya menambal ban paling saya butuh 10 menit saja. Kalau saya sudah menerima pelanggan yang saya janjikan hari itu juga jadi, meski ada pelanggan lain ya saya suruh datang besok. Takutnya sudah diambil malah belum selesai dan mengecewakan pelanggan,” tutur Agus.
Sembari mengerjakan perbaikan velg dari pelanggannya, Agus menjelaskan, jasa permak velg diberikan biaya beragam. Untuk servis velg dikenakan biaya Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Sedangkan cat mobil dikenakan biaya Rp 2 juta hingga Rp 3 juta, tergantung kondisi dan permintaan pelanggan. Setiap bulan Agus mengaku mendapat keuntungan hingga Rp 5 juta.
Dia menceritakan, sejak kecil sudah sering membantu kakaknya yang dulu pernah buka servis velg di rumah. Sehingga servis velg mobil mulai ngecat sampai mengelas dia sudah ia pahami.
“Kalau urusan velg saya sudah dari kecil bantu kakak, jadi seluk-beluknya sudah paham. Kakak saya dulu sebelum pindah ke Kalimantan sudah buka bengkel velg seperti ini di rumah, sekitar 15 tahun dia membuka bengkel. Sekarang dia pindah dan saya merasa mampu ya saya teruskan saja buka sendiri,” jelas Agus.
Selain dikerjakan sendiri, Agus juga memiliki dua karyawan untuk membantu pekerjaannya. Sebelum membuka bengkel di tempatnya saat ini, Agus pernah buka di samping SPBU Peganjaran. Setelah sewa tempat sudah habis, dia menyewa dua ruko yang ada di Sub Terminal Singocandi. Satu rukonya disewa dengan harga 3,5 juta.
Agus juga mengikuti klub mobil ceper, klub itu bernama Low N’ Slow. Meski mengikuti satu klub, dia mesih sering kumpul dengan klub-klub mobil lain. Selain untuk hobi, itu dilakukannya juga agar memperluas jaringan pelanggan.