SEPUTARKUDUS.COM, PEGANJARAN – Lantunan ayat-ayat Al-Quran
menggema di aula Balai Desa Pegajaran, Kecamatan Bae, Kudus. Dengan nada
rendah, suara Siti Muyasaroh (19) terdengar hati-hati saat membacakan Surat
Ar-rahman. Lantunan itu disaksikan puluhan orang yang hadir dalam kegiatan Pelantikan Komisariat dan Rayon Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sunan Muria, Universitas Muria Kudus (UMK).
Muyasaroh sedang membacakan ayat Al-Quran pada pelantikan rayon dan komisariat PMII Sunan Muria UMK. Foto: Imam Arwindra |
Muyas, begitu itu mahasiswi semester tiga Progam Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMK itu akrab disapa, dia berusaha tetap tenang saat melantunkan ayat Al-Quran di depan banyak orang. Dia mengaku lega dan senang usai menunaikan tugasnya. “Saya tidak tahu (tersenyum) karena apa. Ya
seneng saja rasanya,” ungkapnya saat ditemui Seputarkudus.com selepas acara,
Sabtu (20/8/2016).
Muyas menuturkan, dirinya ingin sekali mengajak
belajar membaca Al-Quran mahasiswa di UMK. Menurutnya, kampusnya hampir 70 persen
dihuni mahasiswa lulusan SMA dan SMK. Selain itu, banyak anggota PMII yang lulusan
dari sekolah umum. “UMK kan bukan kampus agama. Jadi banyak dari mahasiswanya
dulu sekolah di SMA dan SMK,” ungkapnya yang dalam acara itu dirinya juga dilantik menjadi Pengurus Rayon PMII
Ki Hadjar Dewantara FKIP UMK.
Prosesi pelantikan rayon dan komisariat PMII Sunan Muria UMK. Foto: Imam Arwindra |
Menurutnya, walau berada di kampus umum sebagai orang islam
sudah sepatutnya membaca Al-Quran dan mengamalkannya. Dia mengungkapkan, PMII
yakni salah satu organisasi mahasiswa yang berhaluan islam Ahlussunnah Waljama’ah.
Jadi misalkan ada kader PMII yang belum bisa membaca Al-Quran mari belajar
bersama. “Tidak usah malu. Ini ikhtiyar kita mendekatkan diri kepada Allah,”
tambahnya.
Ketua Komisariat PMII Sunan Muria Imam Hasan tak menampik hal tersebut. Di UMK sebagian besar mahasiswanya lulusan dari SMA dan
SMK. Menurutnya, kajian agama masih kurang dan masih banyak mahasiswa
yang belum bisa membaca Al-Quran. “Maka dari itu PMII hadir untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Caranya simpel, tinggal ada kemauan nanti bisa belajar di
basecamp PMII atau di kampus,” ungkapnya.
Dr Murtono (kiri) dan Mutohhar (tengah) menjadi narasumber talkshow dengan tema 'Menumbuhkan Nilai Integritas Dalam Kerangka Pergerakan'. Foto: Imam Arwindra |
Mahasiswa Fakultas Teknik
UMK itu mengungkapkan, dalam pelantikan dan acara talkshow pihaknya memilih tema "Menumbuhkan
Nilai Integritas dalam Kerangka Pergerakan". Menurutnya, dengan terlaksananya
kegiatan ini dapat memantik anggota PMII untuk lebih semangat lagi dalam
mengelola organisasi.
“Kami akan membuat kegiatan yang lebih nyata. Jadi ada perencanaan yang terstruktur dan follow up. Kegiatannya simpel-simpel tidak masalah, misalnya belajar mengaji. Yang penting dapat bermanfaat untuk sekitar,” terang Hasan.
“Kami akan membuat kegiatan yang lebih nyata. Jadi ada perencanaan yang terstruktur dan follow up. Kegiatannya simpel-simpel tidak masalah, misalnya belajar mengaji. Yang penting dapat bermanfaat untuk sekitar,” terang Hasan.
Dia menambahkan, ada 50
pengurus yang lantik dari unsur komisariat dan tiga rayon. Selain itu, ada pengarahan oleh Pembina PMII Dr. Murtono dan Mutohhar tentang tantangan
kaderisasi di kampus UMK. “Kaderisasi di kampus umum memang perlu strategi
khusus. Jadi kami mengucapkan terima kasih kepada para alumni PMII UMK yang
sampai hari ini masih sabar membimbing,” kata Hasan.