Latest News

Setiap Tahun Orang Mayong Ini Selalu Berjualan Vas Bunga di Tradisi Bulusan Kudus

SEPUTARKUDUS.COM, HADIPOLO - Pagi ini (11/7/2016) sekitar pukul 9.00 WIB, Iwan (26) mulai membuka tabir lapak miliknya, di Jalan Kudus Pati kilometer 6, Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Dia mulai menata beberapa vas bunga terbuat dari gerabah dan anyaman plastik. Pria asal Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Jepara, itu siap melayani pembeli pada Tradisi Bulusan yang setiap tahun digelar di desa tersebut. Dua hari menjelang tradisi tersebut digelar, lapaknya sudah mulai banyak didatangi pembeli. Dalam sehari dia bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 3 juta.


Tak beberapa lama, mobil Honda Freed dari arah kota menepi tak jauh dari lapak milik Iwan. Seorang pria bersama anak dan istrinya turun dari mobil kemudian masuk lapak yang dipenuhi vas dan bunga plastik tersebut. Mereka melihat dan memegangi bunga serta vas yang ada di lapak Iwan. "Yang ini berapa berapa mas," tanya pembeli tersebut kepada Iwan.

Dengan ramah, Iwan menerangkan produk yang dia jual beserta harga yang ditawarkan. Setelah beberapa menit, pembeli tersebut memilih beberapa tangkai bunga dan menyerahkan sejulah uang kepada Iwan. Pembeli itu kemudian menuju mobil dan kemudian pergi.

Kepada Seputarkudus.com, Iwan mengatakan, dia sudah mulai membuka lapak tak jauh dari pintu masuk tempat diselenggarakannya tradisi Bulusan sejak H-7 Lebaran lalu. Lapaknya sudah ramai didatangi pembeli sejak sebelum Lebaran. Kebanyakan para pembeli yang datang ke lapaknya yakni para pemudik yang melintas di jalur pantura. Sebelum Lebaran, omzet yang didapat antara Rp 1 juta hingga Rp 3 juta sehari.

"Dibanding setelah Lebaran, omzet yang kami dapat justru lebih tinggi sebelum Lebaran. Kebanyakan yang beli para pemudik. Dan yang lebih menyenangkan, mereka tidak banyak menawar harga yang kami tawarkan," tuturnya.

Vas bunga yang dijual, kata Iwan, ditawarkan harga antara Rp 20 ribu hingga Rp 130 ribu. Sedangkan bunga harga yang dia tawarkan antara Rp 5 ribu hingga Rp 40 ribu. 

Iwan mengaku akan berjualan vas dan bunga hingga tradisi itu digelar pada Rabu (13/7/2016) lusa. Setiap tahun dia mengaku rutin berjualan di even tersebut, bahkan sejak usaha penjualan vas dan bunga itu dijalankan ibunya.

"Sekarang usaha ini saya jalankan bersama kakak. Ibu sudah tidak berjualan lagi, kami yang meneruskan. Kami berjualan di sini rutin setiap tahun dan sudah turun temurun," kata Iwan.

Sejumlah vas bunga terbuat dari gerabah dikatakan Iwan dia beli dari tetangganya di Mayong. Sedangkan bunga-bunga plastik itu dia datangkan dari Yogyakarta. "Kami tidak memproduksi, kami hanya menjual. Kami membeli dari perajin kemudian kami finishing menggunakan cat agar kebih menarik," jelas Iwan.