Latest News

Rombongan Warga Dukuhseti Ini Ngedos ke Kudus, Sehari Kantongi Uang Rp 80 Ribu

SEPUTARKUDUS.COM, MLATI NOROWITO Di tengah persawahan sejumlah orang terlihat sibuk memanen padi. Sebagian di antaranya ada yang mengumpulkan batang padi lalu dibawa ke mesing penggilingan (dos). Mereka terlihat begitu kompak memanen di area persawahan depan Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Kelurahan Mlati Norowito, Kecamatan Kota, Kudus. Mereka bukan orang Kudus, melainkan warga
Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati.
panen padi di kudus
Warga Dukuhseti, Pati, memanen padi di Kudus. Foto: Imam Arwindra
Di sebrang Jalan PG Rendeng Depan Kantor BPBD Kudus, terparkir mobil truk yang pintu baknya sudah dibuka dan diberi tangga. Menurut Suparno, satu di antara pemanen padi, nantinya padi yang dipanen akan dikirim pada penebas yang bernama Tumiran. 

“Kami hanya buruh ngedos. Nanti gabah tersebut akan disetor kepada penebas,” tuturnya saat ditemui Seputarkudus.com,belum lama ini. 

Suparno menuturkan, dia bersama 16 rekannya ke Kudus naik truk. Mereka satu sama lain bertetangga. Menurutnya, mereka berangkat dari Dukuhseti pukul 5.00 WIB dan pulang sekitar pukul 4.00 sore. “Kalau dihitung waktu perjalanannya sekitar dua jam,” tuturnya.

Sambil memasukkan gabah ke karung, Suparno menceritakan, dirinya bersama rekan-rekannya sudah lama menekuni pekerjaan sebagai pemanen padi. Selain di Kudus dia mengaku juga sering memanen padi di Sukolilo (Pati), Jepara dan Demak. “Kalau di Kudus biasanya di sini (Mlati Norowito) dan di Undaan,” ungkapnya.


Dia menjelaskan, di Kudus dia sudah mulai memanen saat bulan Puasa di Undaan. Sehabis Lebaran hingga satu bulan ke depan akan memanen padi di daerah Mlati Norowito. “Kami memanen padi di Sukolilo, setelah itu di Jepara dan di Kudus,” tuturnya.

Dari hasil bekerja sebagai buruh borong panen padi, setiap hari dia medapatkan uang sekitar Rp 80 ribu. Menurutnya sawah yang sedang dipanen luasnya sekitar satu bahu. “Panen ini cukup bagus. Padinya berjenis 64. Prediksi bisa sampai 5 ton,” jelasnya.

Suparno yang sudah lama menjalani pekerjaan sebagai buruh panen padi menuturkan, dari Kecamatan Dukuhseti banyak yang bekerja sebagai buruh panen padi. Dia mengaku pernah berangkat dengan 32 orang yang keseluruhan berasal dari Dukuhseti. “Panen ini paling ada 16-18 orang. Biasanya saya berangkat dengan 32 orang dari Dukuhseti semua,” tuturnya.