SEPUTARKUDUS.COM, DEMAAN – Sejumlah siswi putih biru membawa buku dan kertas berjalan di lingkungan SMK
Taman Siswa Kudus. Dengan menggunakan tanda pengenal yang dikalungkan di
leher, mereka menghadang setiap guru yang ditemuinya. Mereka terdengar
menanyai nama, alamat, mata pelajaran yang diajarkan dan meminta tanda tangan. Mereka
yakni calon siswi SMK Taman Siswa Kudus yang sedang mengikuti Masa Orientasi Siswa
(MOS) Senin (18/7/2016).
Calon siswa SMK Taman Siswa Kudus mengikuti MOS 2016. Foto: Imam Arwindra |
Menurutnya pelaksanaa MOS di SMK Taman Siswa mengasyikkan, tidak
ada perploncoan. “Kalau ada perploncoan biasanya ribet. Harus bawa ini itu,
pakai ini itu. Pokoknya ribet lah. Lebih enak kan begini,” tuturnya yang dulu bersekolah di SMP Taman Dewasa
Kudus.
Hari Bagus, Pelaksana MOS yang juga sebagai guru Bahasa
Indonesia menuturkan, pelaksanaan MOS tahun 2016 ini semuanya dipegang oleh
guru. Pihak sekolah mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru. “Jadi tidak ada perploncoan. Siswa cukup diberi co-card yang berisi nama
mereka,” tuturnya.
Menurutnya dalam pelaksanaan, pihaknya ingin menciptakan kondisi
kekeluargaan antara siswa dengan guru. Selain itu, siswa juga dikenalkan dengan
lingkungan sekolah, sistem pembelajaran dan tentu para guru yang mengajar. “Kami ingin menciptakan kondisi kekeluargaan antara siswa dengan siswa dan siswa
dengan guru. Namun masih mengajarkan sopan santun dan etika seperti yang
diajarkan Ki Hadjar Dewantara,” jelasnya.
Kepada Seputarkudus.com Kepala SMK Taman Siswa Kudus Untung Sutrisno membenarkan
bahwa tidak ada perploncoan di sekolah yang dipimpimnnya. Menurutnya, saat
upacara bendera pagi tadi dia sudah menyinggung tentang pelaksanaan MOS sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 18
tahun 2016. “Peraturan tersebut sesuai dengan ruh pendidikan di Taman Siswa
yang dicetuskan langsung oleh Ki Hadjar Dewantara,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, dalam pengenalan siswa baru di sekolahnya
ingin memberikan sesuatu yang menyenangkan serta menanamkan kekeluargaan. Secara
teknis dia menebutkan, nantinya siswa akan dikenalkan lingkungan fisik sekolah,
progam-progam belajar, cara belajar yang baik serta kurikulum yang digunakan. “Siswa
juga dikuatkan dari sisi keagamaannya. Nanti yang muslim akan solat berjamaah. Bagi
yang non muslim akan didampingi dengan guru yang se-agama,” tuturnya.
Sekolah yang tahun ajaran 2016-2017 ini menerima 197 murid
dari 200 murid yang ditargetkan, dalam pelaksanaan MOS juga memperkenalkan
karya-karya siswa. Terpenting tanggal 25 Juli 2016 nanti pihaknya akan
mengundang seluruh orang tua siswa untuk datang ke sekolah. “Kami mengundang
orang tua siswa tidak untuk membicarakan masalah uang melainkan kerja sama bagaimana
bersama-sama meningkatkan pendidikan putra-putrinya. Karena menurut kami
tanggung jawab pendidikan adalah tanggung jawab bersama,” tambahnya.