Latest News

Di Getas Pejaten Kudus, Nor 'Sulap' Limbah Tali Plastik Peti Kemas Menjadi Kerajinan

SEPUTARKUDUS.COM, GETAS PEJATEN - Di tepi barat jalan Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus, tepatnya di sebelah utara gedung Graha Mustika, terlihat sebuah bangunan semi permanen. Tampak puluhan keranjang sampah tersusun di satu sudut dalam bangunan tersebut. Bangunan tersebut milik Nor Santoso (31) pembuat berbagai macam kerajinan berbahan limbah plastik tali peti kemas.
kerajinan limbah plastik peti kemas di Kudus
Santoso membuat kerajinan limbah plastik tali peti kemas di Getas Pejaten, Jati, Kudus. Foto: Rabu Sipan
Sambil menganyam keranjang, Nor sudi berbagi kisah usahanya kepada Seputarkudus.com. Dia menceritakan, awal memulai usahanya membuat berbagai macam kerajinan dari limbah tali peti kemas sekitar lima tahun lalu, melanjutkan usaha mertuanya.

“Sebenarnya usaha membuat berbagai kerajinan ini dirintis sejak tahun 1994 oleh mertua saya bernama Sujono. Lalu sekitar tahun 2011 saat mertuaku sudah sepuh, usaha ini lalu aku lanjutkan hingga sekarang,” kata pria yang biasa disapa Nor beberapa waktu lalu. 

Nor mengatakan,  dari limbah plastik bekas tali peti kemas tersebut dia bersama lima karyawannya membuat beraneka barang. Itu di antaranya keranjang tempat sampah, pot bunga, parcel, keranjang motor, pengki, tas belanja serta meja kursi.

Warga Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, itu mengaku menjual keranjang sampah dengan harga sekitar Rp 25 ribu. Sedangkan untuk harga keranjang motor dia jual Rp 170 ribu, pengki Rp 25 ribu, dan meja kursi dijual dengan harga Rp 1,7 juta per set.

Nor menuturkan, selain menjual secara ecer dia juga menjual berbagai macam kerajinan dari limbah tali peti kemas tersebut secara borongan. Dia juga mengaku sering mendapatkan pesanan keranjang sampah dari beberapa dinas, balai desa serta beberapa sekolahan di Kabupaten Kudus.

“Selain menerima peasanan, setiap hari aku juga tetap membuat berbagai macam bentuk kerajinan tersebut sebagai setok. Karena ada beberapa pelanggan pemilik toko maupun pedagang barang kerajinan tersebut yang datang dan membeli secara borongan,” ungkap Nor.

Dari penjualan berbagai macam kerajinan tersebut, dia mengaku bisa mendapatkan omzet hingga Rp 8 juta sebulan. Tetapi bila sepi pesanan, Nor  hanya mendapatkan omzet sekitar Rp 2 juta sebulan. 

Sedangkan untuk bahan pembuatan berbagai macam kerajinan tersebut, Nor mengatakan mendapatkanya tidak hanya dari Kudus tetapi juga dari Jakarta dan Bandung. Limbah plastik tali peti kemas itu yang dia beli dengan harga Rp 5 ribu per kilogram.