Santoso membuat kerajinan limbah plastik tali peti kemas di Getas Pejaten, Jati, Kudus. Foto: Rabu Sipan |
Sambil menganyam keranjang, Nor sudi berbagi kisah usahanya kepada Seputarkudus.com. Dia
menceritakan, awal memulai usahanya membuat berbagai macam kerajinan dari limbah tali peti kemas
sekitar lima tahun lalu, melanjutkan usaha mertuanya.
“Sebenarnya usaha membuat berbagai kerajinan ini dirintis sejak tahun 1994 oleh mertua saya bernama Sujono. Lalu sekitar
tahun 2011 saat mertuaku sudah sepuh, usaha ini lalu aku lanjutkan hingga
sekarang,” kata pria yang biasa disapa Nor beberapa waktu lalu.
Nor mengatakan, dari limbah plastik bekas tali peti kemas tersebut dia bersama lima karyawannya membuat beraneka barang. Itu di antaranya keranjang tempat sampah, pot bunga, parcel, keranjang motor, pengki, tas belanja serta meja kursi.
Nor mengatakan, dari limbah plastik bekas tali peti kemas tersebut dia bersama lima karyawannya membuat beraneka barang. Itu di antaranya keranjang tempat sampah, pot bunga, parcel, keranjang motor, pengki, tas belanja serta meja kursi.
Warga Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, itu mengaku menjual keranjang
sampah dengan harga sekitar Rp 25 ribu. Sedangkan untuk harga keranjang motor dia jual Rp 170 ribu,
pengki Rp 25 ribu, dan meja kursi dijual
dengan harga Rp 1,7 juta per set.
Nor menuturkan, selain menjual secara ecer dia juga menjual
berbagai macam kerajinan dari limbah tali peti kemas tersebut secara borongan.
Dia juga mengaku sering mendapatkan pesanan keranjang sampah dari beberapa
dinas, balai desa serta beberapa sekolahan di Kabupaten Kudus.
“Selain menerima
peasanan, setiap hari aku juga tetap membuat berbagai macam bentuk kerajinan
tersebut sebagai setok. Karena ada beberapa pelanggan pemilik toko
maupun pedagang barang kerajinan tersebut yang datang dan membeli secara
borongan,” ungkap Nor.
Dari penjualan berbagai macam kerajinan tersebut, dia mengaku bisa
mendapatkan omzet hingga Rp 8 juta sebulan. Tetapi bila sepi pesanan, Nor hanya mendapatkan omzet sekitar Rp 2 juta
sebulan.
Sedangkan untuk bahan pembuatan berbagai macam kerajinan
tersebut, Nor mengatakan mendapatkanya tidak hanya dari Kudus tetapi juga dari Jakarta
dan Bandung. Limbah plastik tali peti kemas itu yang dia beli dengan harga Rp 5 ribu per kilogram.