Latest News

Yusuf Kewalahan Penuhi Permintaan Keciput dari Pelanggan, 1 Kuintal Ludes Sehari

SEPUTARKUDUS.COM, LORAM WETAN - Di sebuah rumah bercat hijau dan berkeramik coklat tampak sepi aktivitas. Rumah yang berada di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, tersebut biasanya terlihat sibuk pada pagi sampai pertengahan hari. Rumah milik Yusuf Budi Setiawan (31) atau biasa disapa Yusuf, sehari-hari digunakan usaha pembuatan camilan keciput. Usaha pembuatan camilan khas Lebaran di Kudus itu ditekuni Yusuf sejak lulus SMA.

Yusuf menuturkan, sejak lulus SMA dia tidak berminat mencari kerja ke pabrik, atau menjadi karyawan sebuah pusat perbelanjaan. Dia berpikir untuk bisa membuka usaha sendiri meskipun kecil-kecilan dan tidak membutuhkan modal banyak. Berawal membantu ibunya membuat keciput untuk dijadikan hidangan Lebaran, muncul pemikiran untuk memproduksi dan menjualnya.

“Berawal dari itu aku berpikir, kenapa tidak membuat dalam jumlah yang lumyan dan dijual kepada orang lain. Dari pemikiran tersebut aku mencoba peruntungan memproduksi keciput dengan modal sekitar Rp 1 juta,” ungkap Yusuf kepada Seputarkudus.com, belum lama ini.

Setelah keciputnya jadi dan dikemas, Yusuf  kemudian berkeliling mencari para pedagang pasar maupun toko yang mau menjual atau memasarkan keciput buatanya. Karena masih awal, dia tidak keberatan menitipkan barang terlebih dulu.

“Aku bersukur keciput buatanku lumayan diminati para pembeli. Dulu waktu awal-awal usaha toko maupun pedagang pasar baru bayar jika keciputku terjual. Sekarang setiap aku datang mengantarkan keciput mereka membayar separuh harga,” ungkapnya.



Kemasan Keciput Diberi Merek dan Gambar Donald

Sekarang para pedagang pasar dan toko pelanggan Yusuf tidak hanya di Kudus saja, tapi juga Jepara, Demak, Pati. Sejak banyak peminat, produk keciput milik Yusuf diberi merek Baskuni Jaya dengan gambar Donald Bebek di kemasan.

Yusuf menuturkan, sekarang dia tidak hanya memproduksi keciput tetapi juga membuat kue wedaran. Penjualan makanan tersebut biasanya mulai laris pada pertengahan Sya’ban sampai Ramadan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

“Sejak pertengahan bulan Sya’ban aku setiap hari keliling dari daerah satu ke daerah yang lain, untuk mengirim barang pesanan para pelanggan. Karena memang pada bulan tersebut pesanan meningkat” ujar Yusuf.

Pada dua bulan tersebut, kata Yusuf, dirinya bisa memproduksi 100 kilogram keciput dan kue wedaran sehari. Yusuf  mengaku, menjual kue keciputnya dengan harga Rp 44 ribu per kilogram. Sedangkan kue wedaran dengan harga Rp 52 ribu per kilogram, dengan omzet sekitar Rp 4,4 juta sehari.

Untuk memproduksi 100 kilogram keciput aupun kue wedaran, Yusuf mempekerjakan sekitar empat orang dengan upah borong. “Sebenarnya para pelanggan meminta agar dikirim lebih banyak lagi keciput dan kue wedarannya. Tetapi aku tidak bisa menuruti keinginan mereka, karena proses produksi yang belum memakai mesin,“ katanya.