Latest News

Orang Semarang Ini Buka Jasa Penukaran Uang di Kudus Gadaikan Sertifikat Tanah

SEPUTARKUDUS.COM, SIMPANG TUJUH - Di tepi jalan di sebelah barat Alun- Alun Simpang Tujuh Kudus, tampak seorang pria mengenakan baju putih, bercelana panjang warna hitam berdiri di samping motor. Di atas motor tampak beberapa uang kertas yang berjajar rapi sesuai pecahannya.  Suwarno (52), nama pria itu, membuka jasa penukaran uang dengan menggadaikan sertifikat tanah.
Suwarno menuturkan, mulai membuka jasa penukaran Ramadan ini, sekitar tiga hari lalu dengan modal sekitar Rp 30 juta, hasil meminjam menggadaikan sertifikat tanah. Dan nanti pada waktu malam Takbiran, uang yang dipinjam harus sudah dikembalikan dan beserta bunga 10 persen.

“Aku mendapatkan uang dengan nominal tersebut dengan meminjam kepada seorang cukong dengan jaminan sebuah sertifikat tanah. Kemudian uang tersebut aku tukarkan ke Bank Indonesia, untuk mendapatkan pecahan uang di antaranya, Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu,"ujar Suwarno kepada Seputarkudus.com.

Pria yang memarkirkan motor serta memajang uangnya tidak jauh dari Toko Hasan Putra tersebut, mengaku sudah menekuni pekerjaan itu selama enam tahun, di setiap Bulan Ramadan tiba.

“Setiap penukaran uang dikenakan sepuluh persen dari jumlah uang yang ditukar. Misalnya ada orang menukar uang pecahan Rp 2 ribu dengan total Rp 100 ribu, maka orang yang menukar harus memberikan uang Rp 110 ribu. Sedangkan untuk penukaran di atas Rp 1 juta dikenakan lima persen,” ujarnya.

Pria yang berasal dari Pedurungan, Semarang, itu mengatakan penukaran uang di bawah tanggal 10 Ramadan masih agak sepi, meskipun ada saja orang yang menukarkan uangnya. Untuk saat ini, sehari Suwarno hanya bisa menukarkan uang sekitar Rp 1,5 juta, dengan hasil bersih yang didapat sekitar Rp 75 ribu.

Permintaan penukaran uang biasanya meningkat, katanya, setelah 10 Ramadan, yang sehari bisa menukarkan uang sekitar Rp 3 juta. Sedangkan puncaknya  setelah 20 Ramadan, sehari permintaan penukaran bisa sampai Rp 10 sampai Rp 50 juta.

“Para penyedia jasa penukaran uang yang berada di sekitar Alun-Alun Kudus dan yang berada di tepi Jalan Sunan kudus, semua berasal dari satu kampung di Pedurungan, Semarang. Hampir semua dari mereka mengambil hutang untuk modal,” ungkapnya.