Dia sudah 30 tahun berjalan kaki setiap hari menyusuri jalanan untuk menawarkan sejumlah peralatan rumah tangga. Puluhan kilometer dilaluinya tanpa mengeluh, meski barang yang dijual kadang tak laku karena tak ada yang tertarik membelinya.
Ngaminah menuturkan, setiap hari dia berjalan kaki keliling karena tak bisa naik sepeda. Dia juga tidak mempunyai tempat untuk berdagang. Barang dagangan sedikit, serta tidak mampu membayar sewa tempat, membuatnya rela hati menyusuri jalanan dengan kaki yang tak lagi sekuat waktu dirinya muda.
“Aku ini menjual barang-barang begini kok, barangnya juga sedikit. Kalau aku menetap dan menunggu pembeli, bisa sehari tidak ada yang terjual dan aku bisa tidak makan.” kata Ngaminah sambil menunjukan daganganya kepada Seputarkudus.com.
Warga Desa Jepang Pakis, Kecamatan Jati, Kudus, itu menuturkan, sudah sekitar 30 tahun berjualan berbagai macam barang yang terbuat dari anyaman bambu. Di antara barang yang ia jual, sapu lidi, keranjang, tampah, pengki anyaman bambu, serta kipas angin tangan.
“Barang- barang tersebut yang aku jual dengan harga Rp 10 ribu hanya tampah. Sedangkan untuk barang lainya aku jual dengan harga sekitar Rp 6 ribu. Aku mendapatkan barang-barang tersebut dengan membeli dari seseorang di sekitar Pertigaan Jepang Pakis,” ujar perempuan tua tersebut.