Takmir Masjid Wali Jepang, Fatkhur Rohman Aziz menjelaskan kepada Seputarkudus.com belum lama ini. Dia mengatakan, tulisan yang berada di tempat khotbah yakni tiga nama tokoh di Desa Jepang yang sampai sekerang belum diketahui asal-usulnya.
“Sampai sekarang masih misteri. Siapakah tiga orang tersebut, belum ada yang bisa menjelaskan,” ungkapnya ketika ditemui di Masjid Wali Jepang, beberapa waktu lalu.
Dia membacakan tulisan tersebut di dalam lima lingkaran. Dari kanan tertulis Haji Umar Bin Haji Mahfusin, Haji Muhammad Bin Maryan Muslimin, Haji Muhammad Asnawi Bin Maryan. “Yang ini (lingkaran kedua dari kiri) Bahasa Arab dari 1268 H dan lingkaran yang terakhir gabungan ketiga nama Haji Umar Bin Haji Mahfusin, Haji Muhammad Bin Maryan Muslimin, Haji Muhammad Asnawi Bin Maryan,” jelasnya.
Menurutnya, tiga nama tersebut yakni tokoh Desa Jepang yang membuatkan tempat Khotbah untuk Masjid Wali Jepang. “Masyarakat disini tidak tahu siapakah ketiga tokoh tersebut,” terangnya.
Selain tulisan di tempat khotbah, juga ada prasasti yang terbuat dari logam putih. Letaknya di sebelah selatan ruang imam. Menurut Fathur, prasasti tersebut ditulis oleh orang yang merenovasi Masjid Wali Jepang. “Namanya Sayid Doro Ali AL-Idrus yang juga menamai Masjid Wali Jepang ini dengan nama Al-Makmur,” terangnya.
Tulisan dalam prasasti itu Arab Pegon. "Iki jenenge masjid Al-Makmur. Sopo-sopo seng sodaqoh teng masjid iki. Insya Allah selamet dunia akhirat. Dadine iki masjid tanggal 16 Muharrom 1336 Hijriyah tahun Walondo 1917 (Masjid ini bernama Al-Makmur. Siapa saja yang bersedekah di masjid ini, Insya Allah selamat dunia akhirat. Masjid ini berdiri tanggal 16 Muharrom 1336 hijriyah tahun 1917 masehi).
Dia juga menambahkan, Sayid Doro Ali AL-Idrus juga tokoh yang membuat tradisi Rebo Wekasan di Masjid AL-Makmur. “Beliau juga yang mentradisikan Rebo Wekasan di Masjid Al-Makmur, Jepang,” ungkapnya.