Latest News

KH Yasin, Waliyullah yang Babat Alas Penyebaran Islam di Bumi Jekulo Kudus

SEPUTARKUDUS.COM, JEKULO – Bangunannya berukuran 4x4 meter. Berdinding tembok warna putih dengan lantai berbahan keramik. Disekitar bangunan tersebut, sejumlah santri tampak sedang membaca Al-Quran. Di dalam ruangan terdapat dua makam yang batu nisannya dibalur dengan kain berwarna putih. Letaknya didekat Masjid Darussalam dan Pondok Pesantren Al-Qaumaniyah Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
kh yasin jekulo kudus
Makam KH Yasin dan KH Sanusi di Komplek Pondok Al-Qaumaniyah, Jekulo Kudus.

Menurut Rifai santri Pondok Pesantren Al-Qaumaniyah, dua makam tersebut ialah KH Yasin dan KH Sanusi. Dia menuturkan, dua ulama tersebut ialah tokoh yang menyebarkan islam di daerah Jekulo dan sekitar. “Santri-santri menyebutnya Waliyullah,” ungkapnya ketika ditemui di dekat Makam KH Yasin, Selasa (7/6/2016).

Dia menuturkan, KH Yasin yang makamnya di sebelah KH Sanusi ialah pendiri pondok pertama kali di bareng (Jekulo). Dia menuturkan, sebelum ada pondok-pondok di Jekulo, pertama kali berdiri ialah pondok Al-Qaumaniyah yang lebih dikenal dengan Pondok Bareng. “Bisa dibilang KH Yasin babat alas untuk pondok di Jekulo,” ungkapnya.

Gus Khidir cucu dari KH Yasin menuturkan, pondok pertama di Bareng ialah yang didirikan kakeknya KH Yasin tahun 1923. Sebelum tahun 1923, ada pengajian di mushola milik Mbah Dahlan kakak ipar mbah Yasir namun santri-santri masih pulang kerumah. “Sebelum mbah Yasin resmi mendirikan pesantren sebelumnya ada mushola milik Mbah Dahlan yang digunakan untuk mengaji santri,” ungkapnya.

Dia menceritakan, KH Yasin sebenarnya pendatang di Jekulo. Dia yang mempunyai nama asli Sukandar berasal dari Desa Cebolek (Kajen), Kecamatan Margoyoso, Pati yang menikah dengan perempuan bernama Muthi’ah putri dari KH Yasir. Masa kecilnya dia sudah ditinggal mati oleh ayahnya H Amin (Tasmin) dan Ibunya Salamah ketika melakukan ibadah Haji di Makkah. “Ketika itu Mbah Yasin Kecil diasuh oleh Mbah Abdullah Salam Kajen,”ungkapnya.

Gus Khidir melanjutkan, setelah berada di Jekulo dia membuat tempat untuk mengaji sekitar tahun 1918 atas permintaan gurunya KH Sanusi. Atas usulan santri-santrinya akhirnya tahun 1923 Pondok Bareng (sekarang Al-Qaumaniyah) didirikan. “Mbah nopo mboten sae damel pesantren. Supawis santri seng gadah dalem tebih mboten wangsul setiap dinten (Mbak, alangkah bagusnya membuat pesantren. Supaya santri yang mempunyai rumah jauh tidak pulang setiap hari),” ungkapnya.

Dia memberitahukan, beberapa ulama yang pernah modok dengan KH Yasin diantaranya, KH Ahmad Basir (Kudus), KH Makmun (Kudus), KH Hambali (Kudus), KH Muhammadun (Pakis, Tayu, Pati), KH Zain (Cebolek, Pati), KH Soleh (Sayung, Demak) dan Habib Muhsin (Pemalang).

“Banyak Kiyai-Kiyai di Jekulo dan di luar Kudus yang dulunya nyantri dengan Mbah Yasin,” ungkapnya.

Gus Khidir melanjutkan, KH Yasin meninggal tahun 1957. Pondok Bareng dilanjutkan Kiyai Muhammad yang akhirnya diberi nama Al-Qaumaniyah. “Kiyai Muhammad meninggal tahun 1999 dilanjutkan ketiga anaknya, Gus Yasin, saya (Gus Khidir) dan Gus Mujib,” tuturnya.