Latest News

Toko Makanan Ringan di Wergu Kudus Ini Keawalahan Layani Pembeli Jelang Lebaran

SEPUTARKUDUS.COM, WERGU KULON - Di tepi Jalan Johar, Kudus, tepatnya di sebelah barat Taman Wergu, terlihat sebuah toko dengan bangunan dua lantai tampak ramai. Di dalam bangunan terlihat penuh tumpuk kardus snack makanan ringan tersusun rapi. Puluhan orang memilih dan mengambil barang yang akan mereka beli. Toko tersebut yanki Seneng Santoso, toko snack dan makanan ringan di Kudus yang selalu dipenuhi pembeli, khususnya saat Ramadan dan menjelang Lebaran.

Sulistiowati (46), pemilik Toko Seneng Santoso mengatakan, toko miliknya menjual berbagai macam makanan ringan dan snack. Dan pembelinya selalu meningkat dua kali lipat pada Ramadan. Mereka yang belanja kebanyakan para pedagang di Kudus, maupun pedagang dari luar Kudus.

“Setiap hari pada Ramadan tokoku memang selalu ramai pembeli, apalagi nanti mendekati Lebaran. Toko Seneng Santoso miliku semakin ramai pembeli yang membeli berbagai makanan ringan serta snack untuk dijual lagi sebelum Lebaran,” kata wanita yang biasa disapa Cik Lilis kepada Seputarkudus.com.

Cik Lilis mengaku mendapatkan berbagai macam makanan ringan dan snack dari pelaku industri rumahan di Kudus. Ada juga yang dikirim dari distributor produk makanan ataupun minuman dengan merek yang sudah terkenal.

“Toko ku ini dikenal orang dengan toko yang menjual berbagai makanan ringan serta snack, tetapi untuk melengkapinya aku juga menjual berbagai barang yang berhubungan dengan minuman, di antaranya susu, sirup, minuman bersoda,” ujar Lilis.


Didirikan Tahun 1995

Lilis mengatakan, toko yang berada di Desa Wergu Kulon, Kecamatan Kota, Kudus, dia dirikan pada tahun 1995 tanpa mempekerjakan satu orang sekalipun. Selang beberapa tahun ada peningkatan penjualan, baru dirinya mencari tenaga kerja untuk membantu melayani para pembeli. Dan sekarang ada sekitar 10 orang yang bekerja di Toko Seneng Santoso.

Sepuluh pekerja tersebut, katanya, ada yang bertugas menjadi kasir, tukang angkat barang para pembeli ke mobil, serta ada beberapa orang bertugas mengepak barang dagangan di lantai dua.

“Meskipun ada 10 pekerja aku tidak serta merta hanya mengawasi. Pada waktu ramai pembeli, dan terlihat ada karyawan yang kewalahan, aku dan suamiku tidak segan untuk membantu mereka,” ujarnya.

Di balik meja kerja, sambil berdiri Lilis sesekali memperhatikan sebuah layar monitor yang terhubung dengan kamera CCTV. Dia juga kadang memberi imbauan kepada para karyawanya lewat pengeras suara.

“CCTV ini sangat membantu sekali dalam pengawasan toko, selain dari tangan jahil juga bisa mengawasi barang pembeli yang ketinggalan. Soalnya dulu pernah belanjaan pembeli ketinggalan di toko ini. Jadi barang tersebut bisa kami cek lewat CCTV,” ungkap Lilis.