SEPUTARKUDUS.COM, PLOSO - Toko dengan lebar
sekitar tiga meter berwarna biru
terlihat penuh sesak. Toko yang
menyatu dengan rumah induk tersebut tampak beberapa barang berwarna-warni terbungkus plastik dan tersusun di dalam maupun
di atas lemari kaca. Di lantai terlihat seorang pria sedang sibuk memotong kain spunbond. Toko tersebut juga memproduksi pembuatan berbagai macam tas souvenir,
yang menjelang Lebaran ini penjualannya meningkat.
Suyono (38), pemilik usaha tersebut, menuturkan, memasuki Ramadan penjualan tas souvenir yang dia produksi mengalami peningkatan sekitar 30 persen. Meskipun begitu dia tetap mempekerjakan satu orang di rumahnya, karena peningkatannya tak terlalu signifikan.
Suyono (38), pemilik usaha tersebut, menuturkan, memasuki Ramadan penjualan tas souvenir yang dia produksi mengalami peningkatan sekitar 30 persen. Meskipun begitu dia tetap mempekerjakan satu orang di rumahnya, karena peningkatannya tak terlalu signifikan.
“Aku memang tidak menambah pekerja di rumahku, karena semua
masih bisa di handle sama satu orang
pekerja. Dia bertugas memotong bahan sesuai pola dengan jumlah yang sudah
ditentukan,” kata Suyono kepada Seputarkudus.com, belum lama ini.
Warga Desa Ploso, Kecamatan Jati,
Kudus, mengatakan, bahan hasil potongan tersebut nantinya diambil para
penjahit yang berjumlah sekitar 10 orang, dan dikerjakan di rumahnya masing-masing. Untuk upah
jahit dihitung secara borong dengan harga dan kerumitan yang berbeda.
Suyono menuturkan, selama Ramadan dia bisa menjual sekitar 8.000 tas kepada para pelangganya. Jumlah tersebut naik sekitar
3.000 dibanding sebelum Ramadan. “Ya kalau dihitung penjualan pada Ramadan menghasilkan omzet sekitar Rp 26 juta, sedangkan bulan sebelum puasa
omzetnya sekitar Rp 20 juta,”
ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan, untuk jenis tas yang paling laris pada Ramadan ini yakni tas souvenir untuk tempat parcel Lebaran. “Aku menjual tas souvenir dengan harga Rp 2.800 hingga Rp 5.000 per tas.
Sedangkan untuk penjualan, selama ini melalui online. Hampir 90 persen tas aku
jual via online, sedangkan sisanya diambil beberapa orang di wilayah Kudus,”
ujarnya.