SEPUTARKUDUS.COM, PANJUNAN – Laki-laki berkemeja putih tampak memejamkan
mata sambil memegang mikropon di atas panggung. Dia terlihat sedih saat melantunkan lagu yang
dibawakan bersama seorang wanita yang berdiri di sampingnya. Suara biola dan sahutan drum berbunyi lirih mengiringi lantunan lagu yang dibawakan Tao, vokalis Marwah Band tersebut.
“Diammu membuatku menderita, diammu di atas pembaringanku, membuat hatiku luka,” sepenggal bait yang dilantunkan vokalis Marwah Band mengawali lagu, dalam launcing album Cinta Berdebu, di Omah Mode, Jalan Jendral A. Yani, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kota, Kudus, Sabtu (25/6/2016).
Marwah Band tampi di Omah Mode Kudus saat launching album pertama. Foto: Imam Arwindra |
“Diammu membuatku menderita, diammu di atas pembaringanku, membuat hatiku luka,” sepenggal bait yang dilantunkan vokalis Marwah Band mengawali lagu, dalam launcing album Cinta Berdebu, di Omah Mode, Jalan Jendral A. Yani, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kota, Kudus, Sabtu (25/6/2016).
Menurut Hasan Aoni, pendiri Marwah Band, syair dalam lagu dibuat Direktur PT Djarum, Thomas Budi Santoso, yang berjudul
Kematian Cinta. “Lagu tersebut sesuai syair aslinya dari penyair hebat Bapak
Thomas Budi Santoso yang kami aransemen,” ungkapnya kepada Seputarkudus.com.
Para menonton yang hadir terdiam saat mendengarkan setiap
lirik lagu yang dibawakan itu. Pak Zap, begitu Thomas Budi Santoso biasa disapa, yang duduk di meja tengah,
sesekali tersenyum saat mendengarkan
lagu itu. Riuh tepuk tangan membahana ketika Kematian Cinta selesai dilantunkan.
“Lagunya bagus, aransemennya bagus, suaranya bagus yang paling penting penjiwaannya bagus. Terima kasih atas lagunya, saya merasa terpuji dan senang,” ungkap Pak Zap menanggapi penampilan Marwah Band.
Thomas menuturkan, lagu yang berjudul Kematian cinta
merupakan sebuah puisi yang pernah ditulisnya. Puisi itu berjudul
"Diammu Membuat Aku Menderita". Menurutnya, puisi itu menceritakan tentang
istrinya yang sedang marah kepadanya.
“Lagunya bagus, aransemennya bagus, suaranya bagus yang paling penting penjiwaannya bagus. Terima kasih atas lagunya, saya merasa terpuji dan senang,” ungkap Pak Zap menanggapi penampilan Marwah Band.
Direktur PT Djarum Thomas Budi Santoso |
“Kalau istri saya sedang marah dia terdiam dan itu membuatku menderita. Sehari saja saya tidak berbicara dengan istri, saya merasa susah. Karena setiap ada masalah, saya selalu berbicara dengannya,” terangnya sambil tersenyum.
Hasan Aoni menuturkan, dalam penggarapan lagu Kematian
Cinta, liriknya sesuai syair asli yang ditulis oleh Pak Zap. Menurutnya, lagu Kematian Cinta merupakan lagu tersulit penggarapannya dalam album yang dibuat. “Pembuatan lagu ini sampai take lima kali, karena kami
tidak menulis sedikitpun senandung lirik tersebut,” jelasnya.
Dia menjelaskan, di setiap tubuh manusia terdapat metronom
yang bernama detak jantung. Lalu ada harmoni yang namanya detak jantung yang
tidak pernah bertarung dengan nafas. Itu menunjukkan di dalam tubuh sebetulnya ada senandung. “Mari kita bersenandung, setelah itu
direkam. Lalu tentukan topik apa yang ingin dibuat lagu. Setelah itu
keluarkan liriknya,” tambahnya.
Marwah Band, mempunyai tujuh personel. Mereka di antaranya Tao, Novia dan Kinasih pada vokal, Ryo sebagai gitaris, Ermin sebagai kibordis, Agus pada bass dan Petrus pada drum. Mereka melauncing
delapan lagu pada album perdana yang bertajuk Cinta Berdebu.