Sesampainya di tepi laut, Nabi Sulaiman tak menemukan apapun seperti apa yang difirmankan Allah. Dia kemudian memerintahkan jin untuk menyelam ke dalam laut, namun jin itu tak menemukan sesuatu yang ajaib.
Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan ifrit untuk menyelam lebih dalam. Setelah menyelam dua kali lebih dalam, ifrit pun tak menemukan apapun. Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan Ashif bin Barkiyah, pengawal dari bangsa manusia yang dikenal alim.
Setelah diperintahkan Nabi Sulaiman, Ashif kemudian bermunajat kepada Allah. Seketika itu, munculah sebuah istana berkubah yang memiliki pintu yang terbuat dari yaqut, zabarjad, intan permata, dan mutiara. Istana itu berada di dasar laut yang dalamnya tiga kali jarak yang bisa ditempuh ifrit.
Setelah pintu-pintu istana terbuka, rombongan Nabi Sulaiman melihat seorang manusia yang tengah mengerjakan salat. Nabi Sulaiman kemudian masuk dan bertemu dengan hamba Allah yang berada di dalam istana.
"Bagaimana kamu bisa tinggal di dalam istana yang berada di dasar laut," tanya Nabi Sulaiman.
"Ya Babiyullah, dulu aku memiliki ayah yang lumpuh dan ibu yang buta. Aku melayani mereka selama tujuh puluh tahun. Ketika ibuku akan meninggal, dia berdoa agar selama umurku bisa hidup sebagai orang yang taat kepada Allah. Ketika ayakku akan meninggal, dia berdoa agar aku ditempatkan di suatu tempat yang tak bisa dijangkau setan," ujar pria tersebut.
Nabi Sulaiman kemudian bertanya lagi, "pada zaman siapa kamu hidup." "Aku hidup pada zaman Nabi Ibrahim," jawabnya. Diperkirakan pria itu telah hidup selama 1.400 tahun.
"Lalu bagaimana engkau makan," tanya Nabi Sulaiman. "Seekor burung membawakan aku makanan sebesar kepala manusia setiap hari ke dasar lau. Setelah aku memakannya, rasa lapar dan dahagaku seketika itu hilang. Saya pun tak merasakan malas dan jemu," jawabnya.
Nabi Sulaiman menawarkan kepada pria itu untuk ikut bersama-Nya, namun ditolak. Dia meminta Nabi Sulaiman untuk mengembalikan dia dan istana yang ditempatinya ke dasar laut. (Wallahu A'lam)