Satu di antara perempuan tersebut yakni Nurul Masyitoh (19). Menurut mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) semester enam itu, mereka harus ramah kepada pengendara dengan cara tersenyum dan sedikit merayu. “Tidak merayu nakal loh ya. Hanya memberi senyuman dan mengajak untuk berdonasi kepada korban longsor di Purworejo. Intinya bersikap ramah,” ungkapnya saat ditemui permpatan Jember, Jumat (24/6/2016).
Dengan cara seperti itu, menurutnya, banyak pengendara yang memberikan donasi kepadanya. Mereka percaya bahwa penggalangan dana yang dilakukan bukan untuk keuntungan kelompok, melainkan untuk korban longsong di Purworejo.
“Kadang ada yang tanya, saya jawab dengan sejelas-jelasnya. Karena mereka harus kami buat percaya bahwa sumbangan mereka akan disalurkan untuk membantu korban bencana di Purworejo,” jelasnya.
Kordinator aksi penggalangan dana, Zahrotul Anisah menuturkan, mereka disebar di enam titik lampu merah di Kabupaten Kudus. “Penggalangan dana kami lakukan di enam titik, yakni Ngembal, Proliman, Rumah Sakit Aisiyah, Jember, Matahari dan di sekitar DPRD,” tuturnya.
Kegiatan ini menurutnya sangat penting untuk membantu korban longsor di Purworejo. Menurutnya, para korban di sana sedang membutuhkan pakaian bersih, sembako dan uang. “Kami sudah berkordinasi dengan sahabat PMII Purworejo bahwa yang sedang dibutuhkan yakni pakaian bersih, sembako dan uang. Kami dari Kudus mencoba ikut serta membantu,” tambahnya.
Anisa yang juga Ketua BEM STAIN Kudus mengungkapkan, penggalangan dana yang dilakukan kemarin terkumpul Rp 4 juta lebih. Dana tersebut akan ditransfer kepada sahabat PMII Purworejo yang kemudian akan diberikan kepada korban bencana.
Menurutnya, penggalangan dana akan terus dilakukan sesuai dengan perkembangan informasi kebutuhan di Purworejo. “Kami selalu update informasi terkini di Purworejo. Sudah ada PMII Purworejo di sana,” terangnya.